Jumat, Juli 27

Buku Pintar Berdebat dengan Wahhabi



Judul : Buku Pintar Berdebat dengan Wahhabi
Penyusun : Muhammad Idrus Ramli
Penerbit : Bina ASWAJA Surabaya
Tahun : September 2010
Halaman : cover + 99 halaman
Bentuk : pdf

Buku ini menjadi panduan dalam berdialog dan berdebat dengan kalangan Wahhabi yang dewasa ini menamakan dirinya Salafi. Tujuan itu agaknya tercermin dari judul buku yang mentasbihkan diri sebagai ‘buku pintar’. Sebuah pilihan judul yang menarik dan sesuai pula dengan muatannya.

Mengingat pentingnya buku ini, saya rasa setiap orang harus memiliki buku ini sebagai bahan untuk membentengi diri dengan argumentasi-argumentasi untuk mematahkan pendapat di kalangan salafi wahhabi dewasa ini. Oleh karena itu pula saya menerbitkan ebook dalam bentuk PDF ini semata-mata karena ingin membuat orang lain lebih tahu banyak tentang isi buku ini, sebagai bahan preview sebelum membeli, untuk selanjutnya diharapkan membeli buku aslinya ini di toko-toko buku terdekat atau melalui online.

(Pengantar Penerbit)

Senin, Juli 23

La Tahzan (Jangan Bersedih)

 Free Download Ebook Gratis Indonesia La Tahzan jangan bersedih full version lengkap

Judul : La Tahzan (Jangan Bersedih !)
Pengarang : Dr. Aldin Abdullah al-Qarni, MA
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : 144
Format : Pdf
File size : 914 KB

Sedang Bersedih? Ingin mengetahui cara keluar dari kesedihan atau mengatasi kesedihan/kepedihan hati? Ebook ini akan menunjukkan jalan keluarnya.  

eBook La Tahzan (Jangan Bersedih !) yang ditulis oleh Dr. Aldin Abdullah al-Qarni (juga menulis eBook Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia) adalah buku terlaris di Timur Tengah. Dalam ebook La Tahzan (Jangan Bersedih !), anda akan menemukan berbagai macam cara, tips dan kebijaksanaan (desertai dengan ayat suci al-Qur-an) dalam mengahadapi kesedihan/kepedihan dalam hidup ini, seperti: sedih karena cercaan atau hinaan orang, sedih karena pernah mengalami kejadian traumatis di masa lalu, sedih karena selalu mengalami kegagalan dalam hidup, dan berbagai jenis kesedihan lainnya yang tampaknya tidak bisa diatasi (namun sebenarnya bisa).


Cara Gila Jadi Pengusaha


Judul : Cara Gila Jadi Pengusaha
Pengarang : Purdi E. Chandra
Bahasa : indonesia
Jumlah halaman : 98
Format : pdf
File size : 412 KB

Cara Gila Jadi Pengusaha. Awas! Dalam ebook ini ada virus cepat menular penderita bisa mengalami beberapa stadium bertahap mulai dari demam demam parah bahkan kalau sudah akut bisa menjadi “gila”. Namun yang membedakan virus ini dgn virus-virus lain adalah yang terjangkit akan menjadi semakin tergila-gila dan akhirnya “nyemplung” menjadi pengusaha. Nama virus ini adalah Entrepreneur. Kalau sudah dijangkiti virus ini seseorang akan punya pola pikir baru dan berani mengambil langkah yang selama hidup belum pernah dilakukan demi sebuah tantangan baru: menjadi entrepreneur sukses alias menjadi pengusaha

Memang lewat ebook ini Purdi E. Chandra ingin mendorong para pembaca untuk berani masuk ke “Jurang Tantangan Hidup Baru” orang Jawa sering menyebut njorokke! Lewat ebook yang simpel tapi mudah dicerna dan aplikabel ini pembaca diharapkan mendapatkan pola pikir baru tentang bagaimana mesti memulai usaha bukan dimulai degan uang bakat keturunan atau keahlian apalagi pengalaman. Satu modal utamanya: berani mulai! Banyak sekali tips dan trik dalam ebook ini yang bisa jadi panduan memahami degan mudah bagaimana “cara gila” tapi masuk akal untuk berani mulai menjadi pengusaha. Ebook ini memang mengandung virus maut yang berbahaya sangat cepat menular dan sungguh mematikan tapi memberi jalan bagi Anda untuk hidup lebih kaya sejahtera berkali-kali lipat!

Purdi E. Chandra adalah pendiri Prima Gama sangat terkenal dengan Entrepreneur Universitynya. Melalui Ebook ini, beliau menjelaskan pengalamannya dan prinsip-prinsip bagaimana menjadi seorang entrepreneur yang sukses. 
Ebook ini dilengkap dengan cerita-cerita sukses dari berbagai entrepreneur terkenal serta cerita tentang keberhasilan Purdi Chandra mengembangkan Entreprenuer University.



The Science and Miracle of Zona Ikhlas

Nama Buku    : The Science and Miracle of Zona Ikhlas
Pengarang      :  Erbe Sentanu
Bahasa           :  Indonesia
Jumlah Hal.    :  76
Format           :  Pdf
File Size         :  6,1 Mb

Buku ini merupakan kelanjutan dari buku Quantum Ikhlas.
Ikhlas dan syukur adalah `ilmu` tertinggi yang diberikan Tuhan kepada kita-umat manusia. 
 
Jika ilmu ini diterapkan dalam setiap langkah kehidupan, Tuhan-dalam beberapa ayat-Nya-menjanjikan limpahan berkah buat kita. Sayangnya, banyak umat Tuhan yang karena merasa sulit menerapkan ikhlas di dalam hidupnya, jadi lupa menggunakannya. Atau menerapkan ikhlas tapi tidak dengan benar dan tepat sehingga mereka pun merasa tidak mendapatkan limpahan berkah tersebut. 
 
Namun begitu, tidak sedikit pula yang sudah merasakan nikmatnya hidup dengan ikhlas dan syukur sehingga hidupnya bergelimang kemudahan. Buku ini berisi pengalaman pribadi-pribadi Indonesia yang secara ikhlas menapak jejak-jejak hidupnya dan mensyukuri apa yang telah mereka dapatkan selama itu. Tujuannya, memberikan inspirasi bagi pribadi-pribadi lain yang membacanya untuk `mengikuti jejak` para pejuang ikhlas tersebut.
 
 

Quantum Ikhlas (the Power of Positive Feeling)


free Download Ebook Gratis Quantum Ikhlas Full

Judul : Quantum Ikhlas 
Pengarang : Erbe Sentanu
Bahasa : indonesia
Jumlah halaman : 140
Format : ms world + jpeg
File size : 32.66 MB

Ebook Quantum Ikhlas ini sebenarnya seperti The Secret tapi versi Indonesianya, dan ebook ini kebanyakan membahas Law of Attraction dari segi ilmu Quantum. Apa yang dimaksud dengan Quantum, menurut para ilmuwan Quantum bahwa di dunia energi yang terhalus yang "tak tampak" wujudnya berlaku hukum yang berbeda dengan dunia benda yang "tampak", di level Quantum sebenarnya tidak ada benda yang padat. Semua benda di dunia pada dasarnya terbuat dari "ruang hampa". Para ilmuwan Quantum ini meneliti apa sebenarnya yang terjadi ketika sebuah benda di belah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil. Dan materi terkecil itupun terus dibelah lagi dengan alat pemecah atom sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus.

Ebook ini membahas bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan, di sini dijelaskan juga apabila kita ingin sukses dan mendapatkan apa yang kita inginkan, seharusnya kita fokus pada apa yang kita inginkan dan bukan memikirkan bagaimana caranya supaya keinginan kita itu terwujud, kadang kita terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya agar keinginan kita terwujud, sehingga menimbulkan rasa khawatir di dalam pikiran dan hati kita, apabila kita meminta dan berdoa pada Tuhan, kita tinggal:

1. Meminta
2. Menerima (seolah-olah keinginan kita telah tercapai)
3. Pasrah

Nah...sifat pasrah atau Ikhlas ini yang kadang atau seringkali sulit untuk dicapai oleh pikiran dan hati kita, cobalah Anda ingat terakhir kali pikiran Anda merasa cemas atau marah. Saat itu otak kiri dan kanan Anda tidak harmonis (koheren) sehingga perasaan hati Anda pun kacau pekerjaanpun berantakan karena Anda sulit berkosentrasi, pastikan setiap pikiran mempunyai keuntungan tariklah keuntungan dari setiap pikiran Anda, hentikan memproses pikiran yang tidak menguntungkan. Ebook inilah sebagai ebook pedoman hidup kita untuk dapat dengan mudah merasakan perasaan tenang dan ikhlas dan mudah mencari gelombang otak ikhlas, karena selama perasaan dihati Ikhlas-rela, tenang, enak dan nyaman-maka hidup anda akan terasa rela, tenang, enak dan nyaman. Dengan positive feeling seperti itu sukses dan performance hanya tinggal masalah waktu. Anda tidak perlu ngoyo mengejarnya, karena ketika anda ikhlas, alam Vibrasi melalui mekanika Quantum akan berkolaborasi membantu mewujudkan niat-niat anda. Karena itu keterampilan untuk mempositifkan perasaan menjadi sangat penting untuk menjamin keberhasilan hidup anda.

Perasaan syukur atas setiap apa yang kita dapatkan dan kita peroleh sangatlah penting untuk memperoleh hati yang tenang dan ikhlas serta bahagia, semakin sering Anda melatih perasaan syukur seperti ini, semakin berkurang perasaan tidak enak yang biasa terasa menekan di hati. Dengan semakin lapangnya perasaan di hati, kualitas performance Anda akan meningkat lebih baik secara alami--dalam bentuk efisiensi, efektifitas, produktifitas, kreativitas dan sinkronisitas-tanpa harus memaksa diri. Ebook ini juga disertakan juga CD Alphamatic Brainwave



Rabu, Juli 11

Satu Tiket ke Surga


http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:qjlz-Ojux3n3VM::kerlipmelati.files.wordpress.com/2009/03/cover-depan-tiket-surga.jpg&t=1&h=260&w=194&usg=__AgGqI7ANsqKElJuApa597o9cPHs=

Judul : Satu Tiket ke Surga
Penulis : Zabrina A. Bakar
Penerbit : Ufuk Press
Tahun : 2008

Tidak, tidak rugi jika membaca buku Satu Tiket ke Surga ini. Sejuta manfaat dan penyegaran insyaAllah akan diperoleh. Buku ini bisa dibaca saat menjelang Ramadhan, pada saat Ramadhan dan setelah Ramadhan. Kalian bisa membacanya kapanpun, karena buku ini begitu indah.Jika pemegang tiketmu masih ada bersamamu, pergilah menemuinya sekarang. Cium tangannya, dan buatlah dia bahagia. Belailah wajahnya, dan katakan kau mencintainya. Pergilah dan penuhilah tanggung jawabmu supaya kau diperbolehkan masuk ke satu-satunya tempat kita ingin berada untuk selama-lamanya. Surga.

Pergilah...

Tahukah kalian siapa pemegang tiket itu?

Di atas adalah cuplikan kalimat indah yang ditulis oleh Sis Zabrina. Buku Satu Tiket ke Surga ini berisi kisah-kisah yang membawa kita kembali berpikir, kembali merenungi, kembali belajar dan kembali menyadari betapa banyak hal di dunia ini yang sudah diajarkan oleh Islam dan disampaikan oleh Nabi saw.

Di dalam setiap kisah akan ditemukan cerita mengenai tema tertentu disertai dengan ayat-ayat AlQuran, hadis-hadis Nabi dan quotes-qotes bermakna. Buku ini seperti bacaan ringan, tapi ketika saya mulai membaca halaman per halaman, kisah per kisah, buku ini semakin membuat saya berpikir tapi tidak membuat saya jenuh untuk terus membacanya. Bahasanya komunikatif, Sis Zabrina menulis seperti sedang berbicara dengan pembacanya.

Baiklah, maafkan aku...., aku tidak akan memaksakan pendapat. Tapi, coba kita renungkan...
Bagaimanapun juga, inilah alasan aku percaya bahwa, tak peduli kesulitan apa yang kuhadapi di dunia ini, aku harus tetap kuat dan tetap tersenyum karena aku tahu bahwa ada sesuatu yang indah sedang bersembunyi di balik semak-semak kesulitan itu--- .........
 


Kisah Para Peminang Bidadari

 
Sesungguhnya akhir hidup yang paling indah adalah mati dengan menyandang syahdadah Allah. Mati berkalang tanah bersimbah darah dalam medan perang karena memuliakan Allah dan Rosul-Nya. Dien dan orang-orang yang beriman. Dan kematian yang paling jelek adalah kematian di atas pembaringan karena tidak berjihad sebagaimana layaknya kematian seekor unta di dalam kandangnya. Singa-singa itu telah keluar dari kandangnya berjalan menuju medan perang menerkam mamgsanya. 

Para peminang bidadari ini telah terbang menuju mejan jihad menerjang badai menahan arus memerangi orang-orang kafir demi mendapat syahadah. Biarlah badan berlumur darah, berkalang tanah, atau badan hancur luluh lantah tulang belulangnya karena berperang menyambut seuran dari Rob-Nya Yang Maha Perkasa. Buku ini menyajikan kisah-kisah para syuhada peminang bidadari yang telah mendahului kita mendapt rahmat-Nya terbang di Jannah di dalam rongga burung hijau, telah merasakan nikmatnya Jannha dan telah bermesraan dengan kekasihnya Lu’bah dan “amul Mardhiyah.


Kapas-kapas di Langit



Berikut sinopsis Novel Kapas-Kapas di Langit
Garsini, remaja muslimah, sejak kecil selalu ingin membuktikan kemampuannya dengan meraih prestasi demi prestasi. Awal tujuannya adalah untuk menarik perhatian serta kasih sayang ayahnya yang seringkali memperlakukannya kasar dan pilih kasih di antara tiga bersaudara. Terutama dengan adik laki-lakinya, Ucok, yang mendapat perlakuan istimewa dari sang ayah.

Berangkat dari ketakharmonisan rumah tangga orang tuanya, Garsini berhasil membuktikan dirinya sebagai anak yang bisa dibanggakan. Lulus SMU, ia kuliah di Universitas Indonesia. Semester tiga, ia berhasil meraih beasiswa Monbusho dari pemerintah Jepang. Garsini meninggalkan Tanah Air dengan satu tujuan; membuktikan kepada dunia bahwa gadis Muslimah, berjilbab, akhwat seperti dirinya pun mampu “berbicara di dunia internasional”. Di kalangan rekan-rekannya di Universitas Tokyo, Garsini dikenal sebagai mahasiswi enerjik, jenius, taat beribadah dengan busana unik, kepribadian tangguh. Di kalangan para dosen, Garsini pun dihargai dan disayangi. Sehingga ada seorang guru besar tamu di universitasnya, Profesor Charles del Pierro,

terkesan sekali dengan sosoknya dan menjadikannya asistennya. Dengan dukungan yayasan sosial yang disponsori Profesor tua dari Perancis itu, mantan tomboy ini menerbitkan kamus perbandingan antarbangsa-bangsa Asia, CD-nya ala Garsini. Pelbagai pengalaman selama di negeri sakura telah menempanya menjadi sosok yang dewasa, tanpa meninggalkan kekaffahannya sebagai gadis Muslimah. 
Adakah ia menerima khitbah dokter Haekal yang telah lama dikenalnya sejak di Indonesia? Ataukah ia memilih tawaran bea-siswa dari Universitas Sorbonne, berkat rekomendasi Profesor Charles del Pierro?
 

Setelah Kau Menikahiku


Ku tahu sebaik apapun ku berusaha Ku hanya manusia biasa Yang penuh lupa dan dosa Tapi pada-Mu ya Rabb ku pinta Siapapun bidadari yg kau siapkan untukku Semoga ku bisa menjadi yang terbaik baginya.Untuk sebuah cinta suci mulia Agar dapat kembali bersua.

Puspita tak percaya pada lembaga pernikahan, namun tantangan Idan untuk
membuktikannya tak bisa ditolak. Maka mereka pun melakukan simulasi
pernikahan.

Aku sungguh-sungguh tidak mengerti kenapa orang harus menikah," gerutuku.
Idan tertawa. "Ibumu menanyakan calonmu lagi?" Aku mengangguk cemberut.

"Apa jawaban mu kali ini?" godanya.

"Aku tidak menjawab. Aku langsung meninggalkan ruang makan dan masuk ke
kamar."

Idan terbahak. "Kau kekanak-kanakan," katanya.

"Habis jawaban apalagi yang mesti kuberikan, Dan? Aku sudah kehabisan
alasan, kehabisan stok bohong. Dan ibuku malah makin gencar menteror."

Idan tersenyum. "Kau benar-benar seperti anak-anak. Kalau kau jadi
ibumu, apa kau tidak akan blingsatan kalau anakmu belum juga menikah
pada usia tiga puluh tiga."

"Aku akan sangat gembira kalau anakku tidak menikah seumur hidupnya,"
komentarku.

Alis Idan terangkat. "Kenapa?"

"Pernikahan hanya memperumit hidup perempuan."


Bidadari untuk Ikhwan




Sebuah novel yang menceritakan perjalanan hidup seorang ikhwan bernama Khalid. Seorang mahasiswa Fakultas Hukum tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Dengan kesibukannya ia tetap aktif dengan kegiatan dakwahnya yang penuh damai, santun, lembut tapi juga berani. Ia berdakwah kepada para preman sampai Bosnya juga ikut ngaji. Bahkan mereka menjadi saudara. Pengalaman dengan dosen pembimbing yang dianggap killer oleh teman-temannya, tapi ia tetap berjuang sampai akhirnya ia dipercaya dan berhasil. Perjuangan dan keteguhannya.

Diselingi dengan bahasa kocak para teman-temannya dengan bahasa khas anak-anak tarbiyah (aktivis dakwah kampus). Walaupun masih ada beberapa bahasa yang bertutur panjang, sedikit menjenuhkan tapi disisi itu ada yang diimbangi dengan humor-humor kecil yang membuat novel ini kembali hidup. Novel ini penuh dengan nilai/nasehat mulia tentang indahnya Islam, Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Kita bisa merasakan indahnya persaudaraan sesama muslim, ukhuwah islamiyah. Ada sebuah perenungan dan pemaknaan hidup. Dan yang tak kalah menarik dan romantis yaitu kisah ia menemukan bidadari dan cintanya.
Jika dihadapkan dengan kondisi realita sekarang, Novel ini mungkin terlalu perfeksionis menceritakan karakter utamanya. Saya membaca novel ini ada pengaruh atau terinspirasi dari sebuah novel fenomenal. Tapi yang lebih tau ya penulisnya sendiri. Tapi untuk sebuah mimpi, visi dan cita-cita hal ini tidak menutup kemungkinan akan terwujud menjadi nyata. Sebuah peristiwa yang langka, namun Saya turut mengapresiasi karya ini, ada beberapa hikmah yang dapat saya teladani: keteguhan, keberanian dalam berdakwah dsb. Semoga penulisnya terus berkembang melahirkan karya-karya yang mengangkat sastra Islami.


Rembulan di Mata Ibu

JUDUL BUKU : Rembulan di Mata Ibu
PENGARANG : Asma Nadia
PENERBIT : Mizan
HALAMAN :180 hal
TAHUN TERBIT : 2002/Cetakan V

Novel ini merupakan novel Asma Nadia yang diterbitkan pada tahun 2002. Novel ini telah mendapatkan penghargaan dari Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional. Buku ini berisi dengan berbagai cerita-cerita pendek mengenai berbagai sisi kehidupan yang sering terjadi saat ini. Salah satu kisah yang terbaik, yang dijadikan sebagai judul novel ini yaitu “Rembulan di Mata Ibu”.
Kisah ini menceritakan mengenai kasih sayang seorang ibu yang bisa dilihat dari berbagai sisi. Kasih sayang seorang ibu yang tidak harus ditunjukkan dengan terus terang, namun bisa saja disembunyikan. Seorang ibu pastinya tidak mungkin tidak menyayangi seorang anak yang dikandungnya. Seperti dalam kisah ini, seorang anak perempuan yang bernama Diah, sebagai tokoh utama, dan ibunya(Ibu nya Diah) yang saling bersitegang setiap kali bertemu di dalam rumah. Setiap apa yang dilakukan oleh Diah, dari mulai pakaian, ucapan, dan tingkah laku, tidak pernah mendapatkan pujian dari sang ibu. Bahkan, ibunya selalu mencelanya dengan kata-kata yang melukai perasaannya. Salah satu contonya yaitu ketika Diah mengikuti kegiatan organisasi pemuda desa, ibunya selalu berkata bahwa kegiatan tersebut tidak ada gunanya. Pernah sekali, Diah berusaha menyenangkan hati ibunya, dengan cara memasakkan makanan untuknya. Namun, tak ada ungkapan terima kasih yang keluar dari mulut ibunya, yang keluar hanyalah kata-kata bahwa Diah hanya belajar dan terus belajar dan tidak pernah mencoba memasak. Hati Diah pun lelah mendengar kata-kata tajam yang menusuk. Hingga akhirnya, terdapat kesempatan bagi Diah untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Ia belajar dengan sekuat tenaga agar bisa menjauh dari ibunya. Diah pun berhasil pergi melanjutkan pendidikannya. Hingga akhirnya ia sukses menjadi penulis dan menghasilkan uang yang dikirimkan setiap bulan untuk ibunya. Suatu hari, kakaknya, yang tinggal di desa mengirimkan surat mengenai ibunya yang sakit. Diah pun tertegun. Ia akhirnya memtuskan kembali ke rumahnya dulu untuk melihat ibunya walaupun masih dalam perasaan sedikit benci terhadap ibunya. Pertemuan keduanya bergitu mengharukan, yang mana ibunya selalu mendoakan setiap langkah yang Diah lakukan. Selama ini beliau keras terhadap Diah, agar Diah siap mengahadapi sulitnya hidup, dan menjadi wanita yang tegar yang tidak akan kalah dengan kesulitan yang menghadang. Beliau juga selalu menyimpan uang yang Diah berikan. Ibunya tidak pernah memakai uang tersebut sedikitpun. Uang itu ditujukan untuk pernikahan Diah. Diah kaget, bahwa selama ini ibunya selalu memperhatikannya dan menyayanginya.
Dari kisah ini dapat diambil hikmah bahwa seorang Ibu akan menyayangi anaknya sepanjang masa. Tidak mungkin perkataan seorang ibu tidak ada maksud yang baik di dalamnya.
Selain kisah di atas, buku ini juga menceritakan banyak kisah yang akan menyentuh hati setiap orang yang membacanya dan memberikan kesadaran kepada diri setiap orang hal yang baiknya.


J-Two on A Mission


j-two1

Jai yang usil, ceriwis, dan nggak pernah kehabisan ide jail, selalu menjadi gudang ketawa yang tak pernah surut. Apalagi kalau ketemu anggota genk Jai, yang tak kalah ajaib. Oscar yang gede, cakep, fans berat artis Bollywood, tetapi pemalu, berbanding terbalik dengan Jacko yang ceking, suka bergaya oldies, tetapi pede abis.

Untunglah, Jai masih punya adik yang imut, manis dan baik hati. Jamilah namanya. Meskipun kakak beradik, namun Jamilah tidak mewarisi kejailan Jai. Jamilah lebih kalem, lebih peduli, dan tentu saja lebih cantik. Pokoknya beda banget dengan Jai yang sok kece, tetapi tak pernah mau diatur dan sering berbuat seenak udel.
Dan kini, kedua kakak beradik itu dibikin pusing gara-gara bingkisan parcel pesanan teman maminya, raib digondol maling bus kota. Padahal, demi parcel itu, maminya rela begadang sampai jauh tengah malam.

Gimana dong nasib mereka? Hiks! Simak aja kisah kocak mereka di serial J-Two ini.


Isteri Kedua


istanakedua

Mei Rose:
Aku telah merampas sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Dan sangat wajar jika perempuan ini datang dengan segunung lahar api. Hm… koreksi. Aku tidak merampas apa pun, aku hanya memaksanya berbagi.
Arini:
Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setiap ada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?
Dongeng yang retak-regak.
Peristiwa tragis dan e-mail aneh dari gadis bernama Bulan.
Sementara seseorang berjuang melawan Tuhan, waktu dengan sabar menyusun keping-keping puzzle kehidupan yang terserak, lewat skenario yang menakjubkan.
Para penulis perempuan seperti gumpalan burung yang jatuh dari udara, menyerbu kehidupan sastra Indonesia, memasuki milenium ketiga. Masing-masing dengan dunianya. Ada yang cerdas, radikal, bebas, bahkan lebih gila dari lelaki. Tetapi ada yang gaul, melankolis, puitis, komunikatif, santun, namun sesungguhnya memberontak.
Arini berhenti berlari. Tak lagi berusaha menghindar dari luka, papar Nadia mengakhiri kisahnya. Sebuah suara lirih yang menggelegar karena menunjukkan tekad yang menjadi wajah lain dari langkah perempuan Indonesia masa kini.
(Putu Wijaya, seniman)

Sumber: ibukgratis blog

Cinta Lelaki Biasa


 

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.
Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.


Catatan Hati Seorang Istri

 
Saat cinta berpaling
Saat rumah tangga dalam prahara
Saat ujian demi ujianNya
Mengguncang jiwa
Kemana seorang istri harus mencari
Kekuatan agar hati terus bertasbih?

Buku ini nampaknya memang dipersembahkan khusus untuk para ibu, istri, atau calon istri. Beberapa kali saya hanya menaruh buku tersebut di lemari,tanpa sedikit ketertarikan untuk menyantap isinya. Hanya karena tidak ada buku bacaan lain, saytidak saya duga, buku ini bukan Cuma high recommended buat istri, calon istri atau para ibu. Tapi juga perempuan-perempuan di Indonesia!

Diawali dengan keinginan hati si penulis, Asma Nadia yang tidak hanya ingin meneropong ke dalam hati, namun juga mencoba memasuki bilik hati perempuan lain dengan menuliskan catatan atau cerita dari perjalanan kisah perempuan-perempuan menghadapi hidupnya.
Catatan 1 dituliskan tentang Pak Haris, seorang pemimpin sebuah penerbitan di Solo yang santun dan agak ceplas ceplos. Pembicaraan tentang poligami dimulainya dengan Penulis. Ia mengaku pernah tergoda dan sedikit lagi akan melakukan itu. Bahkan niat itu terjadi pada bulan suci Ramadhan. Namun ada suatu hal yang menyebabkannya membatalkan niatnya itu. Ia bertemu salah seorang teman. Ikhwan tersebut berkata begini, “Jika saya menikah lagi : Pertama, kebahagiaan dengan istri kedua belum tentu…karena tidak ada jaminan untuk itu. Apa yang di luar kelihatan bagus, dalamnya belum tentu. Hubungan sebelum pernikahan yang sepertinya indah, belum tentu akan terealisasi indah. Dan sudah banyak kejadian seperti itu.”
Bukan kah itu benar teman? Banyak pasangan ‘baru’ yang pada awalnya merasa sangat kasmaran rela mengikrarkan pernikahan mereka sebagai pernikahan yang ke-sekian kali karena kesenangan yang mereka rasakan sebelum menikah. Dan ternyata kesenangan tersebut tidak lama mereka rasakan.
Kemudian ikhwan tersebut melanjutkan. “yang kedua?” dia termenung kemudian melanjutkan. “sementara luka hati istri pertama sudah pasti, dan itu akan abadi.”
Saya terhentak ketika membaca alas an kedua itu. Jika saja semua laki-laki menyadari akan hal tersebut. Pasti tidak aka nada kesakithatian dari para istri.
Di buku ini juga tidak hanya menyajikan masalah seputar poligami walaupun poligami memang mendominasi. Buku ini menyajikan sekitar 25 judul catatan hati dan saya rasa wajib dibaca tidak hanya para istri, namun  juga perempuan dan lelaki yang ingin mengerti arti dari pernikahan yang abadi.
 

Catatan Hati di Setiap Sujudku



Judul : Catatan Hati di Setiap Sujudku
Pengarang: Asma Nadia, dkk
Penerbit : Lingkar Pena
Tebal : 189 halaman
Harga : Rp. 40.000
 
               Saya membeli buku ini sebenarnya karena ada nama Asma Nadia plus fotonya di sampul depan buku, salah satu pengarang favorit saya. Buku ini menurut saya mirip buku Chicken Soup, karena di dalamnya berisi beberapa cerita yang merupakan kisah nyata dari si penulis. Nama Asma Nadia mungkin sudah tidak asing di telinga kita semua namun tidak hanya tulisannya yang ditampilkan di buku ini, ada juga tulisan dari penulis lain yang menceritakan mengenai pengalaman mereka saat menyelesaikan permasalahan hidup dan Allah senantiasa memberikan bantuan dengan mendengar doa mereka hingga mereka dapat keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
                Menyajikan 12 cerpen yang merupakan pengalaman pribadi penulis ditambah beberapa cerpen yang ditulis asma nadia sebagai penutup, membuat saya sebagai pembaca semakin yakin dengan segala keajaiban doa dan cinta Allah kepada hambaNya. Dalam salah satu lembar di dalamnya ada hadis yang juga membuat saya menyadari bahwa Allah akan senantiasa mendengarkan doa hambaNya.
“Seorang muslim yang berdoa, memohon kepada Allah, dia tidak memohon yang dosa(dilarang) dan tidak dalam keadaan memutuskan hubungan silaturahim, maka Allah akan memberikan salah satu dari tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, doa itu dikabulkan, kemungkinan berikutnya adalah doa yang dipanjatkan, disimpan oleh Allah untuk hari kiamat kelak. Kemungkinan yang terakhir adalah, Allah akan menjauhkan orang tersebut dari keburukan.”( HR Tirmidzi, Ahmad dan shahih al-jami’)
            Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan alur cerita yang alami, maka buku ini enak untuk dibaca dan memudahkan pemahaman pembaca betapa pentingnya doa. Kisah yang dihadirkan mungkin sangat dekat dengan hal yang pernah kita alami sehari-hari, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari beberapa kisah di buku ini dalam menyelesaikan masalah. Yang membuat buku ini mendapat nilai plus adalah adanya mutiara hadis di setiap pergantian judul cerita, jadi juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan dahsyatnya doa.[i2]


Lelaki Kabut dan Boneka

Judul : Lelaki Kabut dan Boneka
Penulis : Helvy Tiana Rosa
Penerbit : PT Syaamil
Tahun Terbit : 2002
Halaman : 202 hal

Lelaki Kabut dan Boneka, sebuah cerpen dalam kumpulan cerpen “Bukavu” Karya Helvy Tiana Rosa, adalah cerpen yang sangat berbeda dari semua cerpen Helvy Tiana Rosa dalam ‘Bukavu’. Cerpen yang mengisahkan satu karakter yang bukan berasosiasi dengan manusia, hewan maupun tumbuhan, menjadikan cerpen ini sungguh abstrak diantara cerpen-cerpen lainnya. Menariknya, karakter utama tidak lagi beradu dengan karakter lain dalam menentukan siapa antagonis atau protagonis. Karakter yang dominan hanya ada satu dalam ‘Lelaki Kabut dan Boneka’, Angkara.

Angkara diceritakan sebagai karakter yang ‘tidak mempunyai wajah yang tetap, tetapi sebenarnya ia ada. Ia selalu bersembunyi di balik rerimbunan kalimat yang dibuat di jalan-jalan sejarah. Ia mengamati langit, bumi, matahari, rembulan, kepekatan dan darah dari balik gumpalan kabut yang diciptakannya sendiri…’(hal.11). Kalimat pembuka seperti inilah yang mengawali penggambaran pengarang tentang karakter utama dalam cerpen ini. Angkara dikisahkan mempunyai sepasukan boneka yang diangkat sebagai anak-anaknya. Mereka inilah yang membantu Angkara mewujudkan skenarionya membuat terror. Merekalah yang mengeksekusi semua korban, membunuh, membakar dan sebagainya.

Di saat Angkara selesai atau akan membuat keonaran, di saat itu pula muncul Sunyi yang selalu mengingatkannya akan kejahatan yang dilakukan. Sunyi merupakan karakter lain dalam cerpen ini. Angkara hanya mampu takluk pada Sunyi, seorang perempuan yang digambarkan berwajah pias dan sangat senang mengenakan baju berwarna pucat dengan kembang-kembang merah yang meleleh seperti darah. Perempuan itu telah’bersamanya bertahun-tahun. Yang menempati hati dan mengecup semua lukanya setiap saat, namun tak sekali pun memangggil namanya’ (hal.14).

Angkara hanya berbuat onar dan melakukan terror. Itu saja yang dilakukannya setiap hari hingga cerita ini berakhir. Bahkan seorang ‘Sunyi’ pun tidak mampu menahannya untuk berhenti. Biarpun sesaat. Dan selalu saja ada korban yang berjatuhan dimana-mana. Darah pun berceceran dimana-mana.

Pengarang, di luar pakem, membuat pembaca seketika menjadi bertanya-tanya akan siapa dan bagaimana karakter utama yang menjadi judul cerpen “Lelaki Kabut dan Boneka’. Inilah dunia abstrak, dunia yang berada diantara ‘batas khayal dan kenyataan’ (hal. 16). Pengarang membawa kita menyusuri dunia yang tidak biasa kita temui, yang tidak nyata tetapi akan selalu hadir dalam imajinasi dan pikiran manusia. Dunia surealistis yang oleh penulisnya digambarkan dengan tingkah laku yang tidak seperti kebanyakan bisa kita dapatkan di dunia nyata.

Sumber: BukuBagus.com 

Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali



Judul Buku : Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali, 
Pengarang : Helvy Tiana Rosa 
Penerbit : Asma Nadia

Nama Helvy Tiana Rosa sebagai penulis yang menghasilkan karya-karya dengan benang merah keislaman yang tebal telah dikenal hingga ke negara-negara tetangga. Bukan saja karyanya yang dibaca, Helvy juga sering diundang ke berbagai acara tentang sastra Islami di dalam dan luar negeri.
Para kritikus sastra sering menyebut Helvy sebagai salah satu penulis Indonesia yang benar-benar menyuguhkan karya sastra Islam. Ia menyajikan tema Islami bukan sebagai bumbu pemanis karya semata, tapi menyuguhkan tema Islami sebagai tema utama yang tampil utuh. Melalui cerpen, Helvy menyampaikan pesan-pesan kedamaian dan kecintaan pada Islam. Ia juga menjadikan cerita-cerita itu sebagai pengundang hidayah untuk pembaca agar lebih semakin mendekatkan diri dengan Islam.
Kali ini, Helvy menyuguhkan buku kumpulan cerita pendek dalam buku kumpulan ’Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali’. Di dalamnya ada 15 cerpen yang berbicara tentang kehidupan dan kemanusiaan yang bertemakan Islam.
Judul buku kumpulan cerpen ini, ’Ketika Mas Gagah Pegi dan Kembali’ (KMGPDK) diambil dari salah satu judul cerpen Helvy yang fenomenal ’Ketika Mas Gagah Pergi’ (KMGP). Cerpen KMGP sebelumnya terbit pertama kali di majalah Islam Annida pada 1993. Sejak pertama terbit cerpen ini mengundang banyak perhatian pembaca. KMGP dianggap sebagai pelopor kebangkitan sastra Islam kontemporer di Indonesia pada era 1990-an itu. Setelah terbit di majalah Annida, KMGP dicetak dalam bentuk buku pertama kali pada 1997. Setelah itu KMGP diterbitkan berkali-kali dalam bentuk buku. Tercatat sudah lebih dari 15 kali penerbitan ulangnya.
Kali ini KMGP diterbitkan kembali dengan cerita lanjutannya, KMGPDK. Jika awalnya KMGP adalah cerpen sepanjang 15 halaman pada KMGPDK cerita diperpanjang menjadi sejenis novelet 64 halaman. Helvy melebur cerpen KMGP cersi lama dengan cerpen ’Lelaki Tak Bernama’ sehingga menjadi cerita baru yang lebih segar.
Lalu apa yang menarik dari KMGP sehingga sekarang KMGP kembali diterbitkan lanjutannya dalam KMGPDK? Cerpen KMGP banyak mengunang perhatian pembaca terutama pembaca remaja karena benar-benar diceritakan berdasarkan sudut pandang kebanyakan remaja yang belum banyak mengenal Islam lalu perlahan-lahan jatuh cinta pada Islam.
Tokoh Mas Gagah dan tokoh Gita dalam cerpen KMGP mewakili remaja yang perlahan mengenal dan jatuh cinta pada Islam lalu mengamalkan Islam dengan lebih benar. Gita, adik dari tokoh Gagah awalnya tak menerima sang Kakak yang gauh dan keren benama Mas Gagah berubah menjadi ‘aneh’ dan berubah kebiasannya. Keanehan di sudut pandang Gita inilah sudut pandang remaja biasa yang belum banyak mengenal Islam. Bagaimana Gita menilai pakaian koko adalah pakaian yang kuno dan tidak keren. Lagu-lagu nasyid arab dan nasyid adalah kuno dan membosankan. Dan sikap tak ingin bersalaman dan menundukkan pandangan adalah perilaku sombong. Melalui cerpen ini secara langsung, tak langsung Helvy sekaligus memberikan penjelasan apa sebenarnya dibalik ‘keanehan’ itu.
Jika KMGP bercerita tentang keheranan Gita pada ‘kebiasaan’ Islami Mas Gagah. Pada KMGPDK diceritakan bagaimana Gita mengenal sosok-sosok yang tak juga kalah inspiratif mengamalkan ibadah dan kecintaannya pada Islam, seorang lelak tak bernama yang tergila-gila pada ibadah.
Bukan hanya pada cerpen KMGPDK saja, pada ke-14 cerpen lainnya dalam buku kumpulan cerpen ini, kurang lebih Helvy memberikan pesan utama yang sama : bagaimana seorang generasi muda Islam bersikap. Helvy mengajarkan bagaimana mengamalkan Islam dengan benar, mengajarkan kecintaan dan kepedulian dengan sesama. Yang membuat cerpen-cerpennya menarik Helvy menyuguhkannya seperti seorang teman yang bercerita, bukan seorang guru yang menggurui. Ia menampilkannya dari sudut pandang remaja masa kini kebanyakan lalu menuntun dengan cara bergandengan untuk membawanya pada sudut pandang baru: sudut pandang Islam. Helvy menjadikan cerpen-cerpennya menjadi pengundang hidayah untuk yang membacanya.(Resensiator: Septri Lediana)


Sang Penandai

Display Buku 
Selama ini, buku fantasi Indonesia selalu sukses mengecewakan saya. Sebagian kekecewaan itu, tentu saja, adalah salah saya yang mengharapkan lahirnya Tolkien baru dari genre yang baru tumbuh kemarin sore di Indonesia ini. Tapi, pendapat ini, sedikit berubah setelah membaca novel yang satu ini. Mungkin masih ada masa depan buat genre fantasi Indonesia. Sang Pemindai, eh Penandai dibuka oleh patah hatinya sang tokoh utama, Jim. Ia jatuh hati pada putri dari negeri antah berantah bernama Nayla. Tentu saja penyatuan hati keduanya tidak akan mungkin lantaran status mereka yang berbeda jauh. Daripada harus menikah dengan orang lain, Nayla akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Jim yang melankolis juga ingin bunuh diri, tapi kemudian membatalkan niatnya karena takut mati. Ia kemudian bertemu dengan sosok kakek tua yang menjanjikan satu dongeng untuk Jim. Maka, dimulailah petualangan Jim bersama Armada Kota Terapung yang dipimpin oleh Laksamana Ramirez. Ide tentang Armada Kota Terapung ini, saya yakin, berasal dari Laksamana Cheng Ho, Laksamana Cina abad ke 14 (?) yang kapalnya begitu besar hingga digambarkan oleh National Geographic sebagai kota terapung. Kebetulan juga, Cheng Ho memiliki tubuh tinggi besar hingga 2 meter. Tentu saja, tidak ada yang salah dengan itu. Secara keseluruhan, Sang Penandai adalah novel yang cukup menarik. Bahasanya cukup manis dan tidak terlalu cengeng. Ini adalah sebuah contoh bagaimana ide fantasi yang sederhana, dieksekusi dengan cara yang sederhana juga. Apakah buku ini disarankan? Hmm, begini saja. Kalau kamu suka plot dan karakter yang kompleks seperti saya, buku ini bukan untuk kamu. Kamu nggak akan menemukan karakter ajaib atau twisted plot di sini. Satu-satunya kejutan ada di akhir cerita, tapi itu bukanlah sesuatu yang menyentak. Tapi kalau kamu ingin mencari fantasi yang sederhana, penuh dengan buaian romantis, kamu akan menyukai buku ini.




Bidadari-bidadari Surga


 

Setelah pembaca disuguhi kisah dari buku Tere Liye yang menggugah jiwa; Hafalan Surat Delisa dan Moga Bunda disayang Allah, kini Tere Liye mengajak pembaca untuk menyelami indahnya Islam dari berbagai sisi yang berbeda, dari kedalaman hati, dari ketulusan kasih sayang dan pengorbanan yang tak kenal lelah.
Dalam membaca buku Bidadari-Bidadari Surga, pembaca diajak untuk mengikuti alur maju mundur yang menarik. Bahkan, halaman awal buku ini adalah kejadian-kejadian di akhir cerita. Gaya bahasa Tere Liye yang sangat indah dan dengan kedalaman ilmunya membuat pembaca menyelami keindahan hati seorang Laisa, gadis yang secara fisik jauh dari sempurna, namun memiliki hati seindah mutiara yang tersimpan baik. Kejadian-kejadian mengharukan mewarnai penggalan-penggalan episode masa lalu Laisa dan keempat adiknya.
Berawal dari sakit kanker paru-paru stadium 4 yang diderita Laisa, dan menjelang sakaratul mautnya, tersibak kisah yang mengharukan dari semuanya. Dalam keadaan sakit parah itu Laisa tetap tidak ingin merepotkan keempat adiknya Dalimunte, Wibisana, Ikanuri dan Yashinta. Sampailah waktu-waktu akhirnya tiba, Laisa mengijinkan ibunya, Mak Lainuri untuk mengirimkan sms pertama dan terakhir untuk memanggil keempat adik-adik Laisa.
Dalimunte, seorang professor hebat dengan hasil penelitiannya yang bernafaskan Islam. Dikisahkan dalam penelitiannya, dia membuktikan bahwa mukjizat nabi Muhammad mebelah bulan bukanlah kiasan, namun benar adanya bahwa bulan memang terbelah kemudian disatukan kembali. Hari itu, dalam Simposium Fisika penelitiannya, dia malah menceritakan terjadinya Badai Elektromagnetik menjelang Kiamat. Badai itulah yang diperkirakan akan membuat seluruh peralatan elektronik lumpuh. Namun saat itulah sms tersebut sampai kepadanya.
Lain halnya Ikanuri dan Wibisana, mereka baru tiba di bandara Italia untuk pembicaraan bisnis otomotif yang mereka tekuni berkaitan dengan modifikasi mobil balap. Tepat saat landing, dan hp dinyalakan, sms tersebut sampai…
Adik bungsu mereka seorang pecinta alam, tengah berada di puncak Semeru lengkap dengan gadget canggihnya untuk menangkap gambar-gambar cantik peregrine di dekat kawah. Ketika ada suatu moment yang sangat cantik untuk diabadikan dengan kameranya, tiba-tiba hpnya berbunyi mengantarkan sms terakhir.
Perjalanan mereka berempat diwarnai ketergesa-gesaan dan bayangan kenangan bersama Kak Laisa yang silih berganti berkelebat dalam memori mereka. Dalimunte yang sejak kecil cerdas, belajar cara berpendapat di depan umum dari Kak Laisa, Yashinta belajar tentang alam dari Ka Laisa, Ikanuri dan Wibisana dengan kisah bandelnya belajar tentang pengorbanan dari Kak Laisa. Seorang yang diceritakan oleh Tere liye sebagai kakak sulung dengan perawakan gemuk tapi gempal, kulit hitam, pendek, gigi tonggos dan rambut gimbal.
Kak Laisa memberikan teladan untuk tidak menangis dan mengeluh di hadapan adik-adiknya. Bahkan dengan besar hati dia merelakan dilangkahi ketiga adiknya, padahal dalam adat mereka dilangkahi itu bukan hal yang baik.
Ka Laisa tidak pernah datang terlambat untuk adiknya. Setelah mendapat hinaan “bukan kakak kami” dari Ikanuri, ternyata dialah yang justru berlari menembus gelapnya hutan Kendeng di tengah malam menyelamatkan Ikanuri dan Wibisana yang hendak dimakan harimau hutan.
Ka Laisa tidak minder, tidak malu dengan keadaan dirinya, malah dia menyuruh Yashinta terbiasa dengan hinaan orang yang mengira Laisa adalah pembantunya karena mereka memang berbeda, Yashinta yang sangat cantik putih semampai, dengan Laisa yang hitam pendek.
Bulir-bulir air mata pembaca akan diajak keluar menyusuri pipi, saat menelusuri perjuangan dan pengorbanan seorang Laisa. Dia yang mengorbankan dirinya untuk tidak sekolah, mengorbankan dirinya untuk terpanggang dibawah terik matahari ladang strawbery mereka demi sekolah adik-adiknya.
Menyusuri perasaan lembut Laisa yang harus terkoyak lagi dan lagi saat usaha Dalimunte untuk mencarikannya jodoh gagal dan gagal lagi di tahap yang sama, tatap muka. Tapi Laisa tetap wanita yang lembut hatinya butuh pendamping… begitulah yang dipikirkan adik-adiknya, padahal ternyata kemuliaan hati Laisa memandang bahwa melihat Lembah Lahambay lebih maju adalah karunia, melhat adik-adiknya berhasil adalah anugrah, bersama keluarganya yang telah lengkap dan ramai adalah suatu kebahagiaan.. jauh dari perkiraan adik-adiknya dan orang kebanyakan.
Di bagian akhir buku ini Tere Liye mengajak pembaca merenungkan kembali makna kemuliaan wanita, kebahagiaan yang sejati dan bidadari-bidadari surga yang dijanjikan Allah dalam Al Quran. Kak Laisa, dia seorang kakak yang sebenar-benarnya tidak memiliki hubungan darah sedikitpun dengan keluarga itu, begitu tulus mencintai, sesuatu yang tak pernah ia katakan, tapi Kak Laisa tidak pernah datang terlambat untuk adik-adiknya…
Ternyata dia menunggu pernikahan terakhir di keluarga mereka, Yashinta. Kak Laisa memaksa Yashinta untuk menikah tanpa memikirkan dirinya lagi, dia tahu bahwa Yashinta urung menikah karena Kak Laisa.
Dan saat ijab kabul pernikahan itulah…..
bagai parade sejuta kupu-kupu bersayap kaca, menerobos atap rumah, turun dari langit-langit kamar, lantas mengambang di ranjang mnejemput lembut…..
Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (QS Al Waqiah:22:). Pelupuk mata bidari-bidadari itu selalu berkedap-kedip bagaikan sayap burung yang indah. Mereka baik lagi jelita (QS Arrahman:70). Bidadari-bidadari surga, seolah-olah telur yang tersimpan dengan baik(QS Ash-Shaffat:49)
Dikutip dari Epilog buku tersebut:
Wahai, wanita-wanita yang hingga usia 30,40, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah “terpilih” di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah). Yakinilah, wanita-wanita salehah sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah berbagi, berbuat baik, dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar, bidadari surga parasnya cantik luar biasa.
 

Moga Bunda Disayang Allah


 

Judul                   : Moga Bunda Disayang Allah
No. ISBN              : 979321079-b
Penulis                : Tere Liye
Penerbit              : Republika
Cetakan ke-        : 5
Tanggal Terbit     : Agustus – 2009
Jumlah Halaman : 247
Jenis Cover         : Soft Cover
Dimensi (PxL)     : 20,5 x 13,5 cm
Text Bahasa        : Indonesia

Buku ini bercerita tentang anak-anak bernama Melati yang terlahir sangat lucu menggemaskan, rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam seperti donut, matanya hitam legam seperti biji buah leci dan giginya kecil bak gigi kelinci. Dia adalah anak seorang terpandang di daerah tersebut. Keluarganya sangat menyayangi Melati.
Kisah dimulai ketika Melati tiba-tiba mulai buta total, dan tuli total sebelum anak-anak itu sempat mengenal benda, mengenal dunia, mengenal kata-kata bahkan belum mengenal Penciptanya. Doa dan harapan terus dipanjatkan, berpilin menuju angkasa mengharap dikabulkan Sang Maha Kuasa. Namun asa jauh dari kenyataan, dan ketika semua telah mencapai titik jenuhnya. Allah terus menunjukkan kasih sayangnya.
Perjuangan Melati dimulai setelah Bunda menemukan Pak Guru Karang. Karang merupakan pemuda yang tidak punya background pendidikan. Namun dia memiliki sesuatu yang bahkan tidak setiap orang dengan background pendidikan memilikinya. Dalam buku ini, Karang diceritakan mampu ikut merasakan perasaan anak-anak yang berdiri di depannnya. Di dekatnya dan dengan sentuhannya yang pandai menyenangkan anak-anak, Karang mampu berempati dengan sangat dalam pada apa yang dirasakan Melati. Melati hanya melihat gelap, hitam kosong tanpa warna. Melati hanya mendengar senyap sepi, tak ada nada.
Perjuangan belajar seorang buta tuli ini tidak mudah karena diajar oleh seorang yang juga sedang bermasalah dengan kenangan masa lalunya. Karang yang pencinta anak-anak, pemilik ratusan buku taman bacaan di ibukota ini pernah mengalami kecelakaan di laut hingga menewaskan 18 orang dan juga Qintan murid kesayangannya. Perasaan bersalah itu menjadikannya hancur, menjadi pemabuk, hidup di malam hari, kehidupannya benar-benar hancur.
Bukan hanya doa Bunda yang terkabul, namun doa Ibu-Ibu Gendut itu juga terkabul. Bukan hanya Melati yang mengenal dunia dan Penciptanya, namun Karang pun bisa berdamai dengan masa lalunya.
Kelebihan :
Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama. Di sini benar-benar terasa adanya tiga tokoh utama yang memiliki kedudukan sama sebagai agen penderita, agen perubahan, dan agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya sendiri-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan nyata.
Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang dialami oleh anak-anak. Baik itu Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik.
Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar dan bersyukur “Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah yang terlalu bebal sehingga tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan berarti Allah tidak adil”.
Kekurangan :
Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku. Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda seorang anak.
Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam novel semua tokoh digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala aktivitas dan atribut mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan suasana pesta kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk para tokoh novel. Alih-alih menyebutkan secara jelas kota atau negara terjadinya peristiwa dalam novel, sejak awal penulis hanya menyebutkan tempat-tempat semu: “rumah di atas bukit”, “daerah jauh dari ibukota”, “Tuan dan Bunda HK”. Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah satu kegiatan tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China.


Hafalan Shalat Delisa


 

Jenis Buku : Novel
Judul : Hafalan Shalat Delisa
Pengarang : Tere – Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit, Cetakan ke- : 2008, Cetakan ke-7
Jumlah Halaman : 270 halaman

Novel yang dikarang Tere – Liye ini sebenarnya dilatar belakangi oleh kejadian Tsunami 2004 di Aceh. Saat itu, sang pengarang yang kebetulan menonton berita, melihat berita tentang seorang anak perempuan Aceh yang kakinya terpaksa diamputasi karena bencana tersebut. Setelah itu, maka ia bersumpah untuk membuat novel yang bertemakan kehjadian tsunami tersebut, yang akhirnya terwujud dalam novel ini.
Novel ini diawali oleh kisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang bahagia, harmonis serta religius. Dalam kesehariannya, keluarga ini diurus oleh Ummi-nya, karena ayahnya bekerja di Luar Negeri dan baru pulang beberapa bulan sekali. Di keluarga ini, terdapat tradisi, anak yang telah hafal bacaan shalat maka akan dibelikan hadiah kalung. Dan pada hari Delisa-si putri bungsu- sedang ujian bacaan shalatlah, semua petualangan, ujian dan kisah – kisah yang mengharukan dimulai.
Tsunami yang terjadi pada hari itu, merubah hidup Delisa 180 derajat. Saudara – saudaranya meninggal, Ibunya hilang bersama kalung hadiahnya. Kalung indah dengan liontin “D” untuk Delisa. Belum lengkap, kaki si kecil Delisa pun terpaksa diamputasi. Tapi yang mengherankan, bagaimana Delisa yang baru berusia 6 tahun, tetap ingat dan memikirkan bacaan shalatnya, berusaha menghafalnya. Yang nantinya, segera setelah ia hafal dan melakukan shalat pertamanya dengan bacaan shalat yang lengkap , menghantarkan ia pada hal yang sangat menakjubkan.
Yang menarik dari novel ini adalah, adanya bait – bait puisi yang disertakan pada setiap akhir bab cerita,-kadang saat peristiwa-peristiwa penting- yang seolah – olah menyemangati Delisa serta menggugah hati kita lebih dalam tentang makna yang terkandung dalam novel tersebut. Ini juga dilengkapi oleh penggunaan bahasa yang mungkin tidak “sastra” , tetapi “to the point” dan sederhana, yang membuat pesan lebih tersampaikan ke semua kalangan pembaca. Seolah – olah , penulis memang mempunyai maksud yang kuat untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam novel ini, yang mungkin dikarenakan juga oleh latar belakang penulisan novel ini.
Adapun hal yang menjadi sorotan resensator–kalaupun tidak disebut sebagai kelebihan- adalah sikap Delisa yang tampak sangat dewasa, melihat usianya yang baru 6 tahun. Sikapnya saat menerima berbagai cobaan yang dihadapinya tidak cocok dengan umurnya . Nilai plusnya adalah para pembaca menjadi lebih terharu hatinya karena berkaca pada sikap Delisa dalam menerima cobaan. Selain itu, terkadang pembaca menjadi rancu mengenai latar dan tempat karena perubahan yang tiba – tiba. Tetapi untungnya, jalan cerita yang menghanyutkan membuat kita tidak peduli akan kerancan ini.
Pada akhirnya, dengan segala kandungannya, novel ini wajib dibaca oleh mereka yang sedang merenungi dan mencari makna dan arti hidup yang sebenarnya. Bahkan bagi para remaja juga dianjurkan membaca novel ini, karena akan memperkaya nilai – nilai kehidupan dalam proses pencarian jati diri mereka. Energi untuk ‘hidup’ yang dibawa oleh novel ini sangatlah besar, dan bisa membuka sudut pandang yang baru tentang kehidupan ini. Resensator pun maklum jika nantinya, air mata para pembaca jatuh menetes saat membuka lembaran – lembaran novel ini. Selamat Membaca!(Alvin Aulia Fardana)


Bumi Cinta



Judul : Bumi Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy

Penerbit: Penerbit BASMALA

Halaman: 546 halaman

Harga : Rp. 50.000,00
Ada satu buku yang berulang kali saya baca  yaitu Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik. Novel yang lainnya seperti Ayat-Ayat Cinta, cinta suci zahrana dan Ketika Cinta Bertasbih serta Mihrab Cinta  sudah saya baca *sampai nangis lagi*baru kali ini baca novel emang benar-benar nyentuh banget dan akhirnya saya menangis kembali seperti membaca novel sebelumnya, dan akhirnya novel itu laku di pinjam teman-teman sampai saat ini belum ada di tangan saya. 
saya akan berbagi cerita buat yang belum pernah baca novel bumi cinta, akhirnya saya cari aja di google tentang novel Bumi Cinta ini dan akhirnya sampai pada sebuah blog yang membahas tentang novel ini, berikut tulisannya :
CERITA
Dan tersebutkah seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai Kehidupan Umat Islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin.
Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya David. David inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata David hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Parahnya teman seapartemennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini.
Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim.
Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.
Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.
Tiga wanita inilah yang mendominasi jalannya kisah dalam Bumi Cinta. Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya “nyaris” dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.
KEKURANGAN NOVEL
Lagi-lagi Kang Abik menampilkan tokoh yang terlalu sempurna di sini. Muhammad Ayyas memang dikisahkan tidak tampan dan juga tidak jelek, namun ia sangatlah cerdas, saleh, tawadhu, memiliki kepekaan sosial yang luar biasa, sangat romantis dan sifat-sifat baik lainnya. Bahkan berkali-kali Ayyas digambarkan menangis akan hal-hal yang ia anggap merupakan dosa atau mendekati dosa.
Banyak terdapat dialog-dialog yang sangat panjang yang jika kita bayangkan dalam dunia nyata ini akan sangat tidak realistis. Kang Abik dalam hal ini kurang halus dalam menyusupkan nilai-nilai dakwah. Tidak seperti dalam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, dialog-dialog bermuatan dakwah dalam novel ini ada kesan menggurui dan terlalu berpanjang-panjang.
Plot cerita terasa sangat datar. Ketika peristiwa pengeboman terjadi saya berharap ini menjadi klimaks cerita tentang kedzaliman yang harus dihadapi Ayyas, namun sayang ini sekali ini tidak kita jumpai. Tokoh Ayyas di sini tidak menghadapi konflik yang berarti alias bahagia-bahagia saja sepanjang cerita.
Mengapa yang terpikat kepada Ayyas seluruhnya merupakan wanita-wanita cantik? walau pun dengan ragam latar belakang yang berbeda tetap ini merupakan gangguan buat saya pribadi ketika membacanya.
KELEBIHAN NOVEL
Sebagaimana novel sebelumnya, Bumi Cinta sarat degan muatan dakwah. Kisah romansa berbalut nilai dakwah ini disajikan dengan apik dan asyik untuk dinikmati. kang Abik juga menyelipkan kisah Sabra dan Sathila yang merupakan kisah pembantaian Zionis atas muslim Palestina.
Kang Abik menggambarkan kota Moskow dengan amat sangat detail, dari lokasi-lokasi strategis, gedung-gedung bersejarah, makanan khas Rusia, metro yang merupakan kebanggaan masyarakat Moskow, gaya hidup masyarakat di sana serta hal lainnya. Semua digambarkan dengan sangat jelas dan detail. Kutipan-kutipan bahasa Rusia juga benar-benar mampu menghanyutkan pembaca seakan benar-benar berada di negeri Rusia.
Akhir kisah yang menggantung, yaitu ketika Linor ditembak oleh agen Mossad setelah ia berhijrah ke Islam. Hingga halaman terakhir tidak diketahui apakah Linor ini akan mati atau selamat. Terus terang ini sangat membuat penasaran.



TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons