Jumat, Februari 15

Habibie & Ainun; Kisah Cinta Sejati dari Abad XX


Judul : Habibie & Ainun
Produksi : MD Pictures
Tahun : 2012
Pemain : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Ratna Riantiarno, Hengky Sulaiman, Bayu Oktora
Sutradara: Faozan Rizal

Review:
Film yang dibintangi Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari  itu menceritakan mengenai perjalanan hidup Pak Habibie dan juga kisah cintanya dengan Ibu Ainun.
Setting awal dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat bergurau dengan mengatakan kalau sebernarnya mereka berjodoh tapi Habibie menyangkalnya, ia malah mengatakan kalau Ainun itu hitam, jelek, gendut, seperti gula jawa.
Tahun demi tahun pun berlalu, Habibie yang berkuliah di Jerman terpaksa harus pulang ke Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya. Tapi dari situlah cerita cinta Habibie&Ainun berlanjut. Habibie akhirnya dipertemukan kembali dengan Ainun lewat kue yang harus diantarkannya ke rumah Ainun.
Ainun yang telah berubah menjadi gadis muda nan cantik pun, membuat Habibie jatuh hati. Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati padanya. Dan kebanyakan pria yang menyukainya adalah pria yang berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder. Dengan santainya ia datang ke rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan para ‘pesaingnya’ itu kebanyakan bermobil.
Hebatnya, Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya ketika sakit.
‘Dinegeri orang dipuji, dinegeri sendiri dicaci.’ Mungkin itu kalimat tepat yang menggambarkan kondisi Habibie saat itu. Habibie yang dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati dinegerinya sendiri. Mimpi Habibie untuk bisa membangun tanah air tempat ia dilahirkan, mengalami hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu dengan lapang dada dan bekerja di Industri Kereta Api di Jerman.
Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya.
Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu berikutnya, ia pun kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
Kurang lebih itulah sedikit ulasan mengenai film Habibie&Ainun. Film yang membuat presiden Susilo Bambang Yudhoyono menitikkan air mata ini, memang sukses pula membuatkan tak berhenti menangis walaupun film sudah berakhir.
Ada banyak sekali adegan yang membuatku terharu, diantaranya adalah ketika Habibie sama sekali tidak memiliki uang untuk pulang kerumahnya, dan harus berjalan ditengah badai salju dengan sepatu yang bolong sampai harus ditambal dengan kertas agar ia bisa berjalan kembali. Ainun yang melihat kaki Habibie yang terluka ketika sampai rumah, tak tega dan meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar bisa membantu biaya Habibie selama di Jerman.
Selain itu ada adegan dimana ketika Ainun yang sedang sakit parah tapi sempat menuliskan daftar obat yang harus diminum oleh Habibie, karena selama ini dialah yang menyiapkan obat untuknya. Dan masih banyak adegan-adegan haru yang lainnya yang terlalu panjang jika ditulis disini.
Setelah menonton film ini, aku kembali teringat dengan artikel yang pernah aku baca ketika Habibie berkunjung kantor Manajemen Garuda Indonesia, Januari lalu, yang tentunya tidak diceritakan di film ini.
Ternyata setelah 2 minggu ditinggalkan Ibu Ainun, suatu hari ia memakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir memanggil. “Ainun..Ainun…”, ia mencari Ibu Ainun disetiap sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangannya sepeninggalan Ibu Ainun, berpendapat. “Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini, kita para dokter harus tolong Habibie.”
Lalu berkumpullan dokter dari Jerman dan Indonesia, dan memberi Habibie 3 pilihan.
1. Opsi pertama, Ia harus dirawat dirumah sakit, diberi obat khusus sampai ia dapat mandiri meneruskan hidupnya. Artinya Habibie gila dan harus dirawat di rumah sakit.
2. Opsi kedua, Para dokter akan mengunjunginya dirumah dan harus berkonsultasi terus menerus dengan mereka dan ia harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya ia sudah gila dan harus diawasi terus menerus.
3. Opsi ketiga, Ia disuruh menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah ia bercerita dengan Ainun, seolah Ainun masih hidup.
Dan Habibie memilih opsi ketiga.
Ketika aku membaca artikel itu ditambah dengan menonton film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama. Rasa kagum, haru dan iri langsung muncul dibenakku. Kagum dan haru atas ketulusan cinta yang diperlihatkan Pak Habibie kepada Ibu Ainun. Tapi juga iri, karena sebagai perempuan aku pun berharap bisa mendapatkan pria seperti Pak Habibie, yang mencintaiku dengan tulus dan murni.
Ibu Ainun sendiri juga merupakan perempuan hebat. Dia menepati janjinya untuk selalu mendampingi Pak Habibie sampai akhir hidupnya, dikala susah maupun senang. Bahkan didetik-detik terakhir menjelang kepergiannya, ia tetap memikirkan Pak Habibie.
Dan ini pesanku untuk ‘Habibieku’ yang sampai sekarang belum terlihat siapa orangnya. Aku akan terlebih dahulu menjadi ‘Ainun’ yang pantas mendampingimu sebelum kita bertemu.. :)
Eits, jadi ngelantur nih. Hehehe.. Maaf yah.. :D
Overall, film ini memang layak dan very recommended untuk ditonton. Ada banyak pesan dan pelajaran yang dapat kita ambil. Nah, daripada kalian penasaran mending kalian cepat-cepat pergi ke bioskop dan segera menonton film yang baru saja diluncurkan pada tanggal 20 Desember ini. Engga akan rugi deh!!
“Saya tidak bisa, saya tidak bisa berjanji akan menjadi istri yang sempuran untukmu. tapi saya akan selalu mendampingimu, saya janji itu.”-Ainun, ketika dilamar oleh Habibie.

“Setiap ujung terowongan pasti ada cahaya, dan saya janji akan membawamu ke cahaya itu.”-Habibie, ketika Ainun memintanya untuk dipulangkan ke Indonesia.

“Mana bisa kamu memimpin 200 juta rakyat Indonesia, jika memimpin tubuhmu sendiri saja tidak bisa!”-Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1 jam setiap harinya.

Tonton dan Download via Youtube:


Sumber : Resensi Film Habibie & Ainun

Rabu, Februari 13

Aceh Sepanjang Abad; Sebuah Historiografi Aceh




Judul : Aceh Sepanjang Abad / H. Mohammad Said
Pengarang : Said, H. Mohammad
Penerbit : Percetakan dan Penerbitan Waspada
Tahun : 1981
Tempat Diterbitkan : Medan
Jilid : 2 jilid

Review: 
Jika Anda merupakan penikmat sejarah Aceh, Maka tidak asing jika mendengar tentang buku "Aceh Sepanjang Abad". Buku “Aceh Sepanjang Abad” merupakan Buah karya dari Bapak Mohammad Said, dan merupakan satu-satunya buku sejarah Aceh terlengkap yang sampai saat ini belum ada tandingannya. Buku ini dijadikan sebagai buku induk sejarah Aceh, dikarenakan isinya yang sangat lengkap dan menceritakan fakta sejarah Aceh yang pernah terjadi mulai abad ke-16 hingga abad ke-19. yang di terbitkan oleh P.T Percetakan dan penerbita Waspada Medan Tahun 1981 dalam Cetakan yang kedua.
Buku "Aceh Sepanjang Abad", merupakan buku sejarah terlengkap yang mengungkapkan peristiwa demi peristiwa sejarah Aceh dalam periode klasik hingga peristiwa-peristiwa sejarah Aceh kontemporer, Dengan perjalanan Aceh yang memiliki lika-liku sejarah yang sangat panjang dan unik. Penulis buku ini sendiri merupakan wartawan legendaris yang memadukan sumber-sumber dari dalam dan bahkan dari luar negeri.
Aceh yang dalam perjalanannya yang memiliki lika-liku sejarah yang sangat panjang dan unik dalam perlawanan terhadap Belanda seakan-akan tidak pernah habis-habisnya untuk dikupas. Ini dikarenakan sejarah Aceh merupakan sejarah yang berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah dunia, baik sebelum datangnya Islam maupun setelah Aceh dipengaruhi oleh agama Islam.
Hal ini dapat dilihat sejak jilid pertama buku Aceh Sepanjang Abad yang mengungkapkan sejarah Aceh sejak zaman pra-sejarah hingga ke Pemerintahan Aceh masa Sultan Mahmudsyah. Jika dibandingkan dengan apa yang ditulis Danys Lombard dalam buku 'Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda', maka buku "Aceh Sepanjang Abad" ini jauh lebih lengkap. Buku Mr. Lombard hanya mengungkapkan sejarah Aceh dalam periode 1607-1636. Sedangkan buku ini mengulas perjuangan Aceh hingga tahun 1945.
Buku-buku sejarah Aceh ini penting untuk dipelajari kembali oleh generasi sekarang dan yang akan datang dengan lebih memperbanyak kembali literatur-literatur sejarah Aceh termasuk upaya pemerintah mencetak ulang berbagai buku sejarah Aceh yang berkaitan dengan pergolakan bersenjata dengan penjajahan Belanda tempo dulu.

Catatan :
Jilid. 1: Mengungkap perkembangan dari masa permulaan sejarahnya hingga kekalahan belanda April 1873. - 1981. 
Jilid. 2. - [1985]. Bibliogr.: v. 1, p. [xxi]-xxxiii. Eerder verschenen o.d.t.: Atjeh sepandjang abad. - 1961

Download Jilid 1 
Download Jilid 2

Sumber :  Buku ACEH SEPANJANG ABAD




Selasa, Februari 12

Tazkiyatun Nafs; Sebuah Intisari Ihya 'Ulumuddin Al-Ghazali


 

Judul : Tazkiyatun Nafs (Mensucikan Jiwa); Intisari Ilhya' Ulumuddin
Penulis : Syaikh Said Hawwa
Penterjemah : Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc
Penerbit : Robbani Press
Tahun : 1999

Review :
Tazkiyatunnafs (mensucikan jiwa), kitab yang ditulis oleh Said Hawwa, merupakan konsep intisari dari karya besar Al Ghazali "Ihya Ulumuddin". Mengulas kembali kitab tersebut dengan berbagai penambahan dan penyempurnaan. Inilah ungkapan Said Hawwa pada Muqaddimah kitab ini;
Kami memilih untuk mengambil inti sari sebagian besar nilai-nilai ini dari Kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Hujjatul Islam Muhammad Al-Ghazali karena beberapa sebab :
1. Al Ghazali menghadapi kelemahan kehidupan spritual di zamannya sebagaimana yang kita hadapi sekarang. Penyakitnya sama dan Al Ghazali telah menjelaskan obatnya dengan baik.
2. Berbagai masalah yang dibahasnya meliputi apa yang telah disebutkan oleh para pendahulunya, sehingga kitabnya memuat hal yang tidak dimuat di kitab lain. Kitab apa saja yang menyangkut hal ini berhutang budi kepadanya.
3.Di dalam Ihya, tertuang intelektualitas dan analisis Al Ghazali. Ia adalah tumpuan harapan realisasi semua yang diyakini dan ditulisnya. Oleh sebab itu, pembicaraannya punya kekuatan dan tenaga di dalam jiwa, yang tidak ada bandingannya dalam pembicaraan para penulis yang lain. Setiap orang yang berinteraksi dengan Ihya' pasti merasakan hal ini. Tetapi Ihya' itu sendiri, sebagaimana kitab manusia yang lain, mengandung banyak kekurangan sehingga sebagian peneliti banyak yang menolak sebagian isinya. Disamping itu, pembahasannya terbagi atas beberapa bagian, sebagian lebih dekat kepada fiqih, sebagian lagi lebih dekat kepada nasihat, analisa, ilmu syariat, ilmu logika, atau tazkiyatunnafs yang kita inginkan.


Sumber: Mensucikan Jiwa

Sabtu, Februari 9

Babad Tanah Jawi, Sejarah Jawa Abad 2 - 16 M

Judul : Babad Tanah Jawi
Gubahan : L. Van Rijckevorsel dan R.D.S Hadiwidjana
Penerbit : J.B.Wolters UM Groningen Den Haag
Tahun : 1925

Review:
Babad Tanah Jawi adalah salah satu sumber yang ada untuk mengetahui sejarah tanah jawa. Hingga saat ini belum diketahui dengan jelas siapa sebenarnya yang menyusun dan menulis Babad Tanah Jawi. Diperkirakan babad ini ditulis pada sekitar abad 17 atau 18. Babad Tanah Jawi memiliki beberapa versi, dan yang ada di tangan kita sekarang ini adalah Babad Tanah Jawi versi yang digubah oleh L. Van Rijckevorsel (Direktur Normaalschool Muntilan) dan R.D.S Hadiwidjana (Guru Kweekschool Muntilan)
Babad Tanah Jawi berisi sejarah tanah jawa mulai dari masa Hindu (sekitar abad II atau III M) hingga masa keruntuhan Majapahit (Abad XVI M).
Meskipun tingkat validitas data karya ini masih berada di bawah Kitab Negarakertagama yang ditulis segera setelah peristiwa terjadi, tetap saja Babad Tanah Jawi merupakan salah satu sumber literatur yang utama untuk mengetahui sejarah tanah Jawa.




TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons