Rabu, September 26

The Iron Lady; Sebuah Biografi Margaret Thatcher

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguFBLqnc0tWsMXiCsfAqeyUPyAOnKiOrw4dArGRzNsIwEo1s_x0zEaC1zHfUa8WtRHPaE6TUEIJGz9IR6dWSoO0U_dLt8RyQRwmArJWbCFpqVuaUAy_7U2ZAlZN5k7DJeMFILIvJ74bmDR/s1600/The-Iron-Lady-poster-001.jpg

Directed by Phyllida Lloyd Produced by Damian Jones Written by Abi Morgan Starring Meryl Streep, Jim Broadbent, Anthony Head, Richard E Grant, Alexandra Roach, Harry Lloyd, Olivia Colman, Nicholas Farrell, Paul Bentley, Robin Kermode, John Sessions, Roger Allam, Michael Pennington, Angus Wright, Julian Wadham, Reginald Green, Teresa Mahoney, Mary Robinson, Nick Shaw Music by Thomas Newman Cinematography Elliot Davis Editing by Justine Wright Studio Film4/UK Film Council/Canal+/CinéCinéma/Goldcrest Film Production LLC/DJ Films/Pathé Running time 105 minutes Country United Kingdom, France Language English

Review:
The Iron Lady adalah sebuah film biopik yang mengisahkan mengenai perjalanan hidup Margaret Thatcher, salah satu tokoh politik wanita paling berpengaruh di dunia yang berhasil mencatatkan sejarah sebagai wanita pertama yang menduduki kursi Perdana Menteri di Inggris dan kemudian menjabat posisi tersebut selama lebih dari satu dekade. Jelas, dalam masa kepemimpinan yang panjang tersebut, Inggris telah melalui begitu banyak gejolak maupun intrik politik, ekonomi dan sosial dalam tatanan pemerintahan dan masyarakatnya. Pun begitu, The Iron Lady, yang diarahkan oleh Phyllida Lloyd (Mamma Mia!, 2008) dengan naskah yang dituliskan oleh Abi Morgan (Shame, 2011), sama sekali tidak memiliki kedalaman apapun dalam penceritaannya yang mampu membuat kehidupan Thatcher – yang dipenuhi banyak drama baik dalam kehidupan politik maupun pribadinya – terlihat menarik untuk disaksikan dalam sebuah film yang berdurasi sepanjang 105 menit.
 


Benar, Meryl Streep – sang diva legendaris Hollywood yang hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam penampilan aktingnya – memerankan karakter Thatcher. Dan benar, Streep, dengan bantuan tata rias yang benar-benar kompleks dan membuat tampilan Streep benar-benar menyerupai Thatcher, sekali lagi membuktikan bahwa ia dapat memerankan karakter apa saja yang ia inginkan, lengkap dengan gestur tubuh yang meyakinkan serta tampilan emosi yang begitu kuat. Dalam The Iron Lady, penampilan luar biasa Streep sebagai Thatcher adalah satu-satunya hal yang mampu menghindarkan film tersebut dari penilaian sebagai sebuah film yang datar dan cenderung gagal. Selain Streep, The Iron Lady nyaris tampil layaknya sebuah film biopik standar yang gagal untuk memberikan kehidupan dan ketertarikan pada jalan ceritanya.
Dengan menggunakan alur cerita maju mundur, The Iron Lady mengisahkan bagaimana seorang Margaret Thatcher (Meryl Streep) memulai perjalanan karirnya di dunia politik, semenjak ia muda (Alexandra Roach) dan menapakkan kakinya di dunia politik hingga akhirnya ketika ia memutuskan untuk mengajukan dirinya sebagai ketua Partai Konservatif Inggris sekaligus menjadi Perdana Menteri Inggris. Berkat jalan pemikirannya yang tegas, Thatcher kemudian berhasil mendapatkan banyak dukungan dan akhirnya terpilih sebagai wanita pertama yang menduduki kursi pemerintahan tertinggi di negara Inggris tersebut. Thatcher bahkan mampu melanjutkan kekuasaannya selama lebih dari satu dekade.
Dalam kepemimpinan Thatcher, Inggris melalui begitu banyak kemajuan, baik di bidang ekonomi, sosial dan politik. Namun, kepemimpinan Thatcher juga dilalui dengan begitu banyak keputusan-keputusan kontroversial yang akhirnya membuat figur Thatcher semakin banyak kurang dipandang baik oleh para koleganya di Partai Konservatif. Thatcher akhirnya ‘digulingkan’ oleh rekan-rekan separtainya pada tahun 1990. Selepas dari jabatannya tersebut, Thatcher lebih banyak mengasingkan dirinya. Seiring dengan waktu, Thatcher tumbuh menjadi sosok penderita penyakit dementia yang sulit untuk membedakan masa lalu dengan masa sekarang… termasuk sering mengira bahwa sang suami, Denis Thatcher (Jim Broadbent) yang telah lama meninggal dunia, masih sering berada di sisinya.
Walaupun penonton tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai sosok seorang Margaret Thatcher, mungkin setiap orang akan dapat merasakan bahwa sosok seorang pemimpin yang menduduki jabatannya selama lebih dari satu dekade adalah sesosok pimpinan yang jelas memberikan pengaruh yang mendalam pada orang-orang yang ia pimpin. Kepemimpinan Thatcher, seperti yang digambarkan dalam film ini, melalui begitu banyak kejadian bersejarah. Sayangnya, The Iron Lady gagal untuk menangkap berbagai esensi penting dari kejadian-kejadian yang dialami seorang Margaret Thatcher untuk kemudian menuangkannya dalam sebuah jalan cerita yang mampu menarik perhatian penontonnya.
Layaknya karakter seorang Margaret Thacher yang menderita dementia, naskah cerita karya Abi Morgan terlihat kebingungan untuk mengarahkan fokus cerita apa yang ingin ia hadirkan kepada penonton dari sisi kehidupan Margaret Thatcher. Apakah dari latar belakangnya sebagai anak seorang pemilik toko sukses di sebuah kota kecil? Kehidupannya sebagai seorang wanita dengan jalan pemikiran yang lebih maju dari kebanyakan karakter pria yang berada di sekitarnya? Bagaimana Thatcher memegang dan mengendalikan kursi Perdana Menteri yang ia duduki? Atau kisahn kehidupan Thatcher pasca melepaskan kursi kekuasaannya tersebut. Morgan mencoba untuk menggabungkan seluruh elemen cerita tersebut. Sayangnya, Morgan tidak memiliki kemampuan yang kuat untuk memberikan setiap elemen cerita sebuah tambahan sisi cerita yang menarik dan mampu membuat rangkaian-rangkakaian kisah tersebut menjadi cukup berarti untuk disimak.
Pengarahan Phyllida Lloyd juga terasa begitu datar. Lloyd gagal untuk menjaga intensitas alur cerita yang ia hadirkan. Hasilnya, kisah kehidupan karakter Thatcher yang sebenarnya dipenuhi dengan begitu banyak intrik, menjadi hadir tak lebih dari sekedar kilasan-kilasan kisah belaka. Tak mampu untuk digali dengan sempurna. Lloyd juga gagal untuk mengeksplorasi kemampuan akting para pengisi departemen aktingnya. Selain Streep, hampir tidak ada jajaran pemeran The Iron Lady yang mampu memberikan penampilan apik mereka akibat kurangnya pendalaman karakter yang diberikan. Ini begitu terasa pada karakter yang diperankan oleh Jim Broadbent, yang sebenarnya memerankan sesosok karakter yang cukup krusial, namun tersia-siakan akibat ketiadaan pendalaman karakter yang layak.
Penampilan Meryl Streep dalam The Iron Lady jelas merupakan sebuah penampilan yang sangat spektakuler. Salah satu penampilan terbaik dari seorang aktor maupun aktris di sepanjang tahun lalu. Sayangnya, penampilan apik Streep tersebut adalah satu-satunya yang mampu membuat The Iron Lady untuk tidak dipandang sebelah mata. Pengarahan Phyllida Lloyd begitu datar atas naskah cerita yang juga tidak begitu istimewa dari Abi Morgan. Akibatnya, penonton jelas akan merasa terkesima melihat bagaimana Streep mampu membawakan karakter Margaret Thatcher dengan sempurna, namun tidak akan dapat menyingkirkan fakta bahwa mereka juga merasa kisah cerita yang dihadirkan pada mereka tampil begitu datar dan jauh dari kesan emosional.



Selasa, September 25

Serdadu Kumbang, Sebuah Kritik atas Dunia Pendidikan

 
Film ini berjudul Serdadu Kumbang. Diarahkan oleh Ari Sihasale, yang lewat rumah produksi yang ia miliki bersama istrinya Nia Zulkarnaen, Alenia Pictures, pernah memberikan penonton Indonesia film Senandung di Atas Awan dan Tanah Air Beta (2010), Ari masih setia untuk mengangkat kehidupan anak-anak dari daerah terpencil sebagai fokus cerita di filmnya. Sayangnya, saat ini seluruh sineas perfilman Indonesia juga sepertinya sedang keranjingan untuk menghasilkan film-film bertema sama. Jangan salah tanggap, adalah sebuah hal yang sangat terpuji untuk mencari berbagai sisi lain dari banyak daerah Indonesia untuk ditampilkan dalam film Indonesia. Hanya saja, akhir-akhir ini para sineas Indonesia sepertinya telah kehabisan akal mengenai bagaimana untuk menampilkan tema tersebut ke hadapan penonton Indonesia. Akhirnya, seluruh film yang mengeksplorasi wilayah dan bakat dari daerah terpencil di Indonesia tersebut berakhir dengan pengisahan yang monoton. Hal yang turut dialaami oleh Ari Sihasale dalam Serdadu Kumbang.
Dalam Serdadu Kumbang, penonton Indonesia kali ini diajak ke wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan menyimak sisi keseharian dari kehidupan penduduk daerah tersebut. Tokoh utama dalam film ini adalah Amek (Yudi Miftahudin), seorang anak laki-laki yang terlahir dengan sumbing pada bibirnya dan tinggal bersama ibunya, Siti (Titi Sjuman), dan kakaknya, Minun (Monica Sayangbati). Ayahnya sendiri, Zakaria (Asrul Dahlan), semenjak lama telah meninggalkan keluarga ini karena menjadi seorang tenaga kerja di negara Malaysia. Walau hidup dengan cacat fisik yang ia miliki serta kondisi keuangan keluarga yang terbatas, Amek adalah sesosok anak yang ceria. Ia bahkan seringkali menyulitkan ibunya akibat tingkah lakunya yang jahil, malas belajar dan lebih sering berkhayal untuk mengikuti jejak Najwa Shihab untuk menjadi seorang pembawa acara berita.
Cerita kemudian berfokus pada pendidikan yang didapatkan Amek di sekolahnya. Secara akademis, Amek bukanlah sesosok yang cemerlang. Tahun sebelumnya, Amek sempat dinyatakan tidak lulus ketika mengikuti Ujian Nasional. Hal ini yang membuat ibu, kakak dan gurunya, Imbok (Ririn Ekawati), terus menerus memompa semangat belajar Amek. Di sekolah Amek sendiri, para jajaran guru telah bertekad untuk tahun ini dapat meluluskan seluruh siswanya. Hal ini dilakukan dengan cara penegakan disiplin belajar dan tingkah laku di kehidupan sehari-hari mereka. Suatu hal yang kadang justru menjadi sebuah momok tersendiri bagi para siswa dan siswi di sekolah tersebut untuk dapat belajar dengan tenang.
Me-le-lah-kan. Itu mungkin adalah kata yang cukup tepat untuk menggambarkan film yang berdurasi 105 menit ini. Tema dan rangkaian penceritaan yang ingin ditampilkan oleh Ari Sihasale di film ini harus diakui sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang baru. Ini yang membuat Serdadu Kumbang terasa kaku, monoton dan begitu mudah ditebak. Naskah cerita karya Jeremias Nyangoen (Sang Dewi, 2007) juga terlihat seperti tidak tahu untuk meletakkan fokus utama ceritanya. Konflik demi konflik secara konstan terus dihadirkan tanpa memberikan kesempatan bagi penonton untuk dapat mencerna satu demi persatu deretan konflik tersebut. Rentetan konflik yang secara bertubi-tubi dihadapkan pada penonton inilah yang membuat Serdadu Kumbang kemudian seperti terlalu asyik bercerita tanpa mampu membuat para penontonnya merasakan ikatan emosional pada kisah maupun karakter yang sedang mereka saksikan.
Walau menyelimuti jalan ceritanya dengan begitu banyak konflik dan permasalahan, Serdadu Kumbang sepertinya memiliki misi tertentu dalam penyampaian kisah ceritanya: melakukan kritik terhadap bentuk sistem pendidikan di Indonesia. Ari Sihasale dan naskah cerita yang dituliskan oleh Jeremias terlihat begitu berusaha untuk menampilkan berbagai bentuk ketidakadilan yang selama ini sering didapati oleh para murid-murid sekolah di dalam ruang kelas mereka, mulai dari berbagai bentuk tindak kekerasan yang dilakukan atas dasar penegakan disiplin dan tingkah laku oleh guru-guru mereka hingga tindak ketidakadilan yang saat ini mungkin dianggap sebagai momok terbesar bagi para murid-murid di seluruh Indonesia: Ujian Nasional.
Sebuah niat yang sangat mulia, tentu saja. Namun Serdadu Kumbang menampilkannya secara sepihak dengan tanpa keinginan untuk melihat sisi-sisi positif dari hal-hal yang mereka kritik tersebut. Lihat saja bagaimana film ini menampilkan sosok UN seperti sebuah akhir kehidupan yang harus dijalani setiap murid sekolah. Memang benar, keberadaan UN dan berbagai aturannya sendiri masih sering menjadi tanda tanya  di kalangan masyaraakat Indonesia. Namun Serdadu Kumbang juga terlihat seperti menggampangkan kasus dan hanya ingin mengatakan pelaksanaan UN adalah sebuah keputusan buruk. Serdadu Kumbang tidak melihat sebuah kepentingan bahwa UN dilakukan adalah sebagai usaha pemerintah untuk menyamaratakan standar pendidikan di setiap daerah di Indonesia. UN juga dilakukan  sebagai motivasi bagi para murid untuk tetap terus belajar. Namun tidak. UN dalam film ini dihadirkan hanya dari satu sisi: sebagai sebuah momok yang seharusnya tidak pernah dilaksanakan. Sebagai sebuah teror yang secerdas apapun seorang murid, belum tentu dapat melaluinya. Sebagai sebuah ketidakadilan yang menindas masyarakat Indonesia. Tidak masalah jika Serdadu Kumbang ingin menampilkan UN sebagai sebuah mimpi buruk. Namun dengan cara penyampaiannya yang kelewat monoton dan berlebihan, Serdadu Kumbang justru terlihat sebagai provokasi murahan berat sebelah yang tak mampu benar-benar menjelaskan apa keburukan dari UN tersebut kecuali doktrin kecil bahwa UN adalah buruk.
Penyampaian deretan konflik yang disajikan Serdadu Kumbang juga terkesan mengasingkan para penonton muda yang awalnya menjadi target utama penonton film ini. Bagian awal film, yang masih berkisah mengenai kehidupan karakter Amek, keluarga dan persahabatannya mungkin masih akan mampu memberikan hiburan bagi para penonton muda. Namun, dengan terlalu banyaknya pesan-pesan yang ingin disampaikan film ini, Serdadu Kumbang harus diakui akan berjalan begitu membosankan bagi para penonton muda tadi mengingat topik pembicaraan film telah berubah menjadi kritikan terhadap sistem pendidikan yang dapat dipastikan sangat jauh dari jangkauan pemikiran penonton anak-anak saat ini.
Dari sisi teknis dan departemen akting, Serdadu Kumbang juga tidak menawarkan sesuatu yang istimewa. Para aktor dan aktris profesional yang tampil di film ini mampu menampilkan permaianan terbaik mereka. Sayangnya, kebanyakan dari aktor dan aktris tersebut memiliki peran yang snagaat terbatas. Posisi mereka kebanyakan digantikan oleh aktor dan aktris cilik yang berasal dari daerah setempat. Walau terkadang masih terlihat kaku, namun aktor dan aktris cilik tersebut cukup mampu membawakan peran mereka dengan baik. Yang cukup standout adalah tata musik karya Aksjan Sjuman dan Titi Sjuman. Iringan musik yang menghiasi beberapa adegan di film ini sangat mampu meningkatkan aliran emosi cerita kepada para penontonnya.
Sama sekali tidak ada sesuatu yang baru yang dapat ditawarkan Ari Sihasale dalam film yang menjadi kali ketiga ia duduk di kursi sutradara ini. Dengan berbagai kelemahan yang terdapat pada naskah cerita film ini, tidak dapat disangkal bahwa Serdadu Kumbang terlihat hadir sebagai sebuah film klise yang lagi-lagi mengangkat mengenai kehidupan para anak-anak yang berasal dari daerah terpencil di Indonesia. Naskah cerita yang menawarkan begitu banyak lapisan permasalahan dieksekusi dengan lemah oleh Ari Sihasale sehingga menjadi begitu monoton, cenderung membosankan dan dengan ending yang kurang begitu menarik. Durasi yang terlalu panjang serta tema dari jalan cerita yang sukar dimengerti oleh kalangan penonton muda kemungkinan besar akan membuat Serdadu Kumbang menjadi sulit untuk dicerna bagi mereka. Akhirnya, Serdadu Kumbang justru berakhir sebagai sebuah film datar dan tidak memberikan kesan apa-apa bagi para penontonnya selain perasaan lelah akibat jalan cerita yang terlalu klise untuk disaksikan.

 
Film Serdadu Kumbang

Lima Elang, Sebuah Film Petualangan Pramuka

Film LIMA Elang
5 Elang, sebuah film keluarga yang berkisah tentang petualangan Pramuka. Film 5 Elang yang menceritakan petualangan 5 anak saat mengikuti perkemahan pramuka bisa menjadi film hiburan keluarga sekaligus menanamkan nilai-nilai positif dari kegiatan pramuka. Kisah petualangan dalam film 5 Elang dimulai ketika dua dari lima Elang ini diculik oleh penjahat.
Film 5 Elang yang akan ditayangkan serentak di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia mulai 25 Agustus 2011 ini digarap oleh rumah produksi SBO Films yang juga memproduksi film Garuda di Dadaku.
Film 5 Elang yang disutradarai Rudi Soedjarwo dengan penulis cerita dan skenario Salman Aristo ini diperankan oleh banyak pemeran baru di antaranya, Christoffer Nelwan, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, Teuku Rizky Muhammad, Bastian Bintang Simbolon, dan Monica Sayangbati.

Sinopsis Film 5 Elang. Film 5 (Lima) Elang bercerita tentang Baron (Christoffer Nelwan) yang kesal saat harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan.  Ia pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk sendiri bermain mobil RC.
Namun, suatu ketika, Baron harus mewakili sekolahnya untuk mengikuti perkemahan Pramuka tingkat Daerah. Ia satu regu dengan Rusdi (Iqbaal Dhiafkari Ramadhan), pramuka supel tapi kelewat optimistis dan sering kali membuat Baron jengkel.  Bersama dengan anggota lain, Anton (Teuku Rizky Muhammad) si ahli api, dan Aldi (Bastian Bintang Simbolon), si kerdil yang tempramental, mereka memulai petualangan barunya di Perkemahan.  Mereka juga bertemu dengan Sindai (Monica Sayangbati), gadis perkasa, yang banyak membantu Baron dkk ketika harus menjelajahi hutan lebat dalam salah satu games perkemahan.
Situasi semakin menegangkan ketika Rusdi dan Anton diculik oleh komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau di tengah hutan.  Baron, Aldi, dan Sindai, yang tadinya mau kabur dari perkemahan, harus kembali untuk menolong kedua sahabatnya. Petualangan yang tersaji penuh ketegangan namun terkadang lucu.
Lima Elang, Saat Pramuka Bermain Film. Film 5 Elang bukan sekedar film keluarga yang berkisah tentang petualangan dan persahabatan pramuka namun bisa disebut sebagai kado ulang tahun dalam rangka memperingati 50 Tahun (Tahun Emas) Gerakan Pramuka yang diperingati 14 Agustus 2011 silam.
Film Lima Elang ini sekaligus berusaha menanamkan nilai-nilai positif dari kegiatan pramuka. Film ini memang merupakan kerjasama antara Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka dengan SBO Films. Bahkan Ketua Kwarnas, Prof.Dr.dr Azrul Azwar, MPH. pun turut menjadi produser eksekutif.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga menunjuk sejumlah pengurus Kwarnas tim khusus yang terdiri atas tim supervisi teknis serta tim lapangan yang mendampingi tim produksi saat syuting film 5 Elang berlangsung.
Film Lima Elang ini pantas menjadi tontonan wajib bagi anggota pramuka. Pun bagi orang-orang yang selama SD maupun SMP pernah memiliki pengalaman dalam kegiatan kepramukaan, film 5 Elang dapat dijadikan film nostalgia. Bahkan bagi yang tidak pernah bersentuhan dengan pramuka ataupun yang selama ini alergi dengan kegiatan pramuka, film ini pastinya akan mampu memberikan gambaran baru tentang pramuka dengan segala seluk beluknya.
Seperti yang dikatakan sang Sutradara, Rudi Soedjarwo, saat press realese film 5 Elang, “Saya juga cukup menyesal karena dulu saya tidak ikut Pramuka. Ternyata Pramuka tidak sebegitu membosankan.” 


Film 5 Elang

Belajar Keikhlasan dari Delisa


Hafalan-Shalat-Delisa-Memahami-Arti-Ikhlas_articleimage1.jpg

Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama. Dengan mengambil setting Aceh ketika dan pasca Tsunami, film ini memberikan banyak pelajaran bagi kita tentang nilai-nilai kemanusiaan, betapa nilai kemanusiaan ada di mana saja, tanpa mengenal perbedaan bahasa, agama, maupun sekat-sekat lainnya. Betapa Tsunami Aceh telah menyatukan yang terserah, telah membangkitkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini seakan mulai menghilang dari peradaban manusia.
Selain itu, sebagaimana novelnya, film ini juga memberi gambaran kuat akan nilai keikhlasan, bagaimana ikhlas mesti dijalankan, bagaimana ikhlas mesti dipraktekkan. Film ini berkisah tentang Delisa, seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang sedang mencoba menghafal bacaan shalatnya.
Pada awalnya, Delisa sangat bersemangat untuk menghafalkan bacaan shalat karena mengharap kalung sebagai hadiah hafalan shalat dari sang ibu (Umi). Tanggal 26 Desember--saat terjadi Tsunami--adalah saat Delisa harus menghafal bacaan shalat di depan kelas. Ketika Delisa mulai menghafal bacaan shalatnya, saat itulah Tsunami terjadi dan menghantam Aceh, termasuk juga sekolah tempat Delisa menghafal bacaan shalatnya. Delisa ikut hanyut dalam pusaran air, kemudian ditolong oleh relawan, dan seterusnya.
Setelah bertemu kembali dengan ayahnya (Abi), Delisa yang kakinya sudah diamputasi kembali mencoba menghafal bacaan shalatnya, namun Delisa tetap saja sulit melakukannya, sampai kemudian ia tak lagi menginginkan kalung sebagai hadiah hafalan shalatnya, ia hanya ingin menghafal bacaan shalat agar ia dapat shalat dengan sempurna. Dan tiba-tiba bacaan shalat mengalir lancar dari mulutnya. Di akhir kisah, Delisa menemukan kalung hadiah hafalan shalatnya masih dipegang ibunya yang sudah meninggal dunia.

Film ini bagus untuk ditonton oleh seluruh keluarga, sekaligus mungkin merupakan salah satu cara yang bagus untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan juga keikhlasan bukan saja kepada anak, namun juga kepada orang-orang dewasa.

Hafalan Shalat Delisa Part 1


Hafalan Shalat Delisa Part 2

Senin, September 24

Software e-Books


e-book yang terdapat di blog ini terdiri dari berbagai ragam ekstensi, yaitu : exe, pdf, word, prc dan Djvu dan juga compressed files (zip, rar). Silahkan download softwares di bawah ini agar dapat membaca e-book di blog ini:

    Mungkin ini merupakan software paling familiar bagi pengguna komputer untuk membaca file berekstensi .pdf. Software dari Adobe ini merupakan software pembaca pdf dengan fitur yang cukup lengkap, namun memiliki ukuran yang cukup besar (terutama jika dibandingkan dengan Foxit Reader. Silahkan dowload di sini.
 
     Software pembaca file pdf yang familiar dan mudah digunakan. Foxit Reader merupakan software pembaca file pdf dengan ukuran minim, mudah digunakan dan freeware. Silahkan download Foxit Reader di sini.  



 3. Windjvu Reader
Sofware ini digunakan untuk membaca e-book yang menggunakan format .djvu. Silahkan dowload di sini.

   

4. PRC Reader 
Sofware ini digunakan untuk membaca e-book yang menggunakan format .prc. Silahkan dowload di sini.

   
Software ini merupakan software yang paling banyak digunakan untuk melakukan ekstraksi file kompresi. Software ini termasuk salah satu software kompresi yang dapat digunakan untuk membaca dan melakukan kompresi beragam file kompresi, seperti .zip, .rar, bahkan file .iso. Silahkan download Winrar di sini.


Sabtu, September 22

Puisi Ramadlan


Judul : Puisi Ramadlan 2
Penulis : Anam
Penerbit : -
Tahun : 2005

Review:

Sebuah kumpulan puisi yang ditulis selama bulan Ramadlan 1426 H. Sebuah kumpulan puisi yang bicara tentang Ramadlan, nilai, harapan, dan segala hal yang terkait dengan Ramadlan.

Memang ini bukan merupakan kumpulan puisi hebat dari seorang penyair hebat. Ini hanya goresan-goresan kecil dari seseorang yang mencoba melihat Ramadlan dan perjalanannya dari sudut pandangnya sebagai seorang manusia yang sedang berproses.

Tidak ada yang luar biasa dari kumpulan ini, hanya merupakan kumpulan yang memotret pandangan dan perjalanan penyusun selama menyusuri Ramadlan tahun itu.


Sebuah Kado Pernikahan


Judul  : Sebuah Kado Pernikahan
Penerjemah : Anam dan Ulya
Penerbit : -
Tahun : 2000

Review :

Sebuah Kado Pernikahan adalah sebuah kumpulan puisi yang merupakan terjemahan dan puisi-puisi cinta karya Jalaluddin ar-Rumi (seorang Sufi terkenal dari Persia). Kumpulan ini sengaja disusun dan diterjemahkan sebagai sebuah kado untuk pernikahan seorang sahabat.

Sengaja memang memilih Rumi sebagai sumber karena dalam puisi-puisi Rumi terungkap beragam keindahan cinta, meskipun Rumi lebih menekankan pada cinta ilahi, namun rasanya tidak terlalu salah juga ketika kumpulan puisi terjemahan ini dihadiahkan sebagai sebuah kado pernikahan.

My Everything


Judul : My Everything
Penulis: M. Khoirul Anam
Penerbit : -
Tahun : Desember 2009

Review:

My Everything adalah sebuah kumpulan puisi. Sebagai sebuah persembahan dari seorang lelaki kepada seorang perempuan yang telah menemaninya. Sebuah salam perpisahan bagi ia yang telah menjadi bagian dari hidupnya, mengisi hari, merangkai cita, membangun angan bersama.

Ini juga merupakan sebuah puisi kematian, puisi yang dipersembahkan kepada seorang yang telah meninggal dunia, sebagai sebuah kenangan atas setiap keindahan yang pernah tercipta.

Jumat, September 21

Petunjuk bagi Jamaah Haji dan Umrah

Judul : Petunjuk bagi Jamaah Haji dan Umrah
Penulis: Tholal bin Ahmad al-Aqil
Penerbit: Kerajaan Saudi Arabia
Tahun : 1427 H
Halaman : 81 halaman
Review:

Buku Panduan Haji dan Umrah ini merupakan sebuah buku panduan yang disusun untuk memudahkan calon jamaah Haji dan Umrah dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Sebagai sebuah buku panduan, buku ini memberikan penjelasan yang singkat dan praktis terkait dengan berbagai hal yang tentunya berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

Secara umum, isi kandungan buku ini akan memberikan informasi yang sangat membantu bagi jamaah haji dan umrah ketika sudah berada di tanah suci.

Jelas, buku panduan ini baik dibaca oleh para calon jamaah haji maupun ia yang akan menjalankan ibadah umrah ke tanah suci.


Zionisme; Gerakan Menaklukkan Dunia

Judul    : Zionisme; Gerakan Menaklukkan Dunia
Penulis : Zaini Azhar Maulani
Terbit : -
Bahasa : Indonesia
File Type : CHM, PDF
Review : 
Buku Zionisme ; Gerakan Menaklukkan Dunia ini perlu dibaca bagi mereka yang ingin mengetahui apa yang terjadi dunia saat ini. Mengapa perang terjadi? Siapa dibalik kekacauan yang terjadi di dunia ini? Mengapa politisi membuat suatu kebijakan'? Siapakah yang memanipulasi kejadian-kejadian dunia'? Apakah agenda mereka'?

.....setelah Kongres Zionisme Internasional ke-l di Basel, kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja ke dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk membentuk dan menguasai negara-negara non-Yahudi di seluruh dunia, yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina.

.....Golda Meir dengan congkak menyatakan, luas negara Israel adalah "sejauh yang dapat dicapai oleh militer Israel",

Jika rencana para bankir Yahudi, atau "Freemansory" itu berhasil, maka Rusia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, pada akhirnya akan berada di bawah kekuasaan "Freemansory", yang sudah lama merencanakan untuk menaklukkan dunia. Sebagai Qabalis sejati Albert Pike menyebutnya rencana itu merupakan suatu karya besar Lucifer yang tidak perlu peduli untuk mengorbankan nyawa beratus juta ummat manusia.....

Beberapa di antara agenda "Freemasonry" itu, seperti Perang Dunia ke-1 dan ke-2 telah terjadi. Kalau rancangan itu benar, maka Perang Dunia ke-3, menurut Albert Pike akan terjadi pada awal abad ke-21, dan berawal karena masalah Israel dengan Palestina

....."Mereka percaya adalah telah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan melakukan kekerasan terhadap 'goyyim', sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang non- Yahudi".

.....baik IMF maupun Bank Dunia, merupakan dua instrumen kekuasaan yang digunakan oleh Sarat (baca: kelompok Zionis) untuk menghancurkan negara-negara yang berdaulat agar menjadi tidak lebih daripada sekedar teritori mereka:..

.....Negara-negara yang menerima apa yang disebut dengan nama "bantuan pinjaman" IMF, seperti Bulgaria dan Romania, termasuk Indonesia, mungkin tidak mendapatkan 'carpet bombing', tetapi mereka dihancurkan hanya dengan satu goresan pena.

.....Apa yang telah diperbuat oleh lMF di Indonesia? ....Mereka mendestabilisasikan suatu negara.....

.....para komprador lMF di Indonesia tengah gencar-gencarnya menjual aset-aset publik yang selama ini berperan sebagai money-machine bagi Indonesia dengan harga obral-obralan..... 

Tidak salah bila Prof. Chossudovsky memasukkan Indonesia ke dalam kategori "teritori" dari kekuatan Zionisme". 

Kamis, September 20

Salam

Selamat Datang di Blog kami

Di sini anda bebas untuk mengunduh (download) buku yang tersedia secara gratis.

Buku-buku yang ada di sini dikumpulkan dari berbagai blog dan situs penyedia buku gratis--dengan tetap berusaha menggunakan link yang sama sebagaimana di blog/situs aslinya--, selain juga beberapa buku yang benar-benar milik admin.

Semoga bermanfaat untuk kita semua....

Terima kasih


Hormat kami,
admin
Silahkan cari posting sesuai dengan kategori melalui
daftar isi blog di bawah ini:



Millah Ibrahim


Judul    : Millah Ibrahim
Penulis : Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisi

Bahasa : Indonesia
Format : Pdf
 

Review : 

Buku Millah Ibrahim merupakan salah satu buku terpenting di zaman ini karena akan banyak menggugah kesadaran beragama di kalangan pemuda Islam. Buku Millah Ibrahim tulisan Syeikh Abu Muhammad Asim Al-Maqdisi أبو محمد عصام ini mendapat pemerhatian khusus oleh Pusat Melawan Teroris, Akademik Kemiliteran, Amerika Syarikat (USMA).

Pihak Barat cukup takut kepada buku 
Millah Ibrahim ini sehingga setiap Muslim yang membaca dan memiliki buku Millah Ibrahim ini akan segera dianggap sebagai teroris dan sudah cukup untuk dijadikan sebagai alasan bagi penahanan mereka.


Didalam Buku  Millah Ibrahim  ini terdapat beberapa bab :

Bab 1: Penjelasan mengenai Islam sebagai Millah Ibrahim
Bab 2 : Tabiat Dakwah Millah Ibrahim yang menuntut pengorbanan
Bab 3 : Penjelasan Mengenai Wali Allah dan Wali Syaitan
Bab 4: Membongkar kejahatan Taghut di dalam menghalang dakwah tauhid

Buku 
Millah Ibrahim ini banyak membuka pikiran umat Islam khususnya yanag terbelenggu oleh kesenangan duniawi.
Sumber :  Millah Ibrahim

Syekh Siti Jenar; Makrifat dan Makna Kehidupan

Judul : Syekh Siti Jenar; Makrifat dan makna kehidupan
Volume 2 dari Syekh Siti Jenar, Achmad Chodjim
Penulis : Achmad Chodjim
Penerbit : Penerbit Serambi, 2007
ISBN  : 9791275645, 9789791275644
Tebal : 331 halaman
 
Ia juga akrab dipanggil Syekh Lemang Abang. Ketinggian Ilmunya mengundang curiga. Wali-wali sepuh yang mengajarnya menyangka dia punya ilmu sihir. Padahal, yang muncul tiba-tiba dan disaksikan oleh santri-santri Giri adalah keramahannya. Tetapi, yang membuat Syekh Siti Jenar mencuat bukan semata-mata ketinggian ilmunya, melainkan praktik hidupnya yang egaliter, merasa sama dengan orang lain.
Keteladanannya dalam beragama mudah diikuti orang lain. Tak heran bila setiap hari mesjid di Pesantren Lemah Abang dipenuhi orang.
Melanjutkan buku sebelumnya – Syekh Siti Jenar: Makna Kematian – buku ini bukanlah sejarah hidup Syekh Siti Jenar, melainkan ulasan ajarannya. Jika buku pertama lebih mengulas eksistensi manusia, buku ini mengupas tauhid, akhlak, dan makrifat Syekh Siti Jenar.
Tauhid yang menjadi landasan pokok dalam beragama ia ajarka hingga tuntas. Sifat 20 tidak diajarkan sebagai sifat Tuhan semata, tapi juga sifat yang disandang oleh hamba-Nya yang Mukmin. Justru di sinilah ajaran Siti Jenar lebih menarik daripada ajaran yang disampaikan oleh para wali lainnya.
Rukun Islam dijabarkan sebagai basis perilaku dalam hidup sehari-hari. Muslim sejati tak sekedar mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, berpuasa, menunaikan zakat, dan berhaji secara formal. Kalau hanya itu, muslim sulit melepas mentalitas pembangunan yang buruk, mental korupsi dan kolusi. Warisan lama inilah yang hendak diberantas oleh Syekh Siti Jenar.
Bagi Syekh, iman bukanlah semata-mata kepercayaan. Iman harus dapat ditransformasikan dalam kehidupan. Iman bukanlah bekal untuk menghadapi kematian sebagaimana kita membawa bekal dalam perjalanan yang jika kita lapar lalu kita makan. Di tangan Syekh, rukun iman melahirkan ‘kemanunggalan iman, sebagai wujud ‘manunggaling kawula klawan Gusti’ dalam kehidupan nyata di bumi. Rukun Islam dan Iman tidak hanya dipraktikan berdasarkan olah budi dan cipta. Bila tidak berada di atas kehendak Tuhan, keinginan akan mengotori Jiwa (nafs). Hanya bila budi dan cipta telah dipimpin Tuhan, kita akan terlepas dari ketersesatan.
Syekh juga mengupas lugas makna sifat Rasul bagi kehidupan kita, rahasia Sasahidan, dan pandangan revolusioner tentang Hari Akhir.
 
 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga

 

Judul: Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga
Penulis: Achmad Chodjim
ISBN : 9791600759
Rilis : 2006
Halaman : 310p
Penerbit : Serambi


Sunan Kalijaga, alias Raden Syahid. Dia seorang putra tumenggung. Tetapi dia tidak mau mewarisi kekuasaan dari ayahandanya. Justru dia memilih menjadi pegiat spiritual Islam di Tanah Jawa, yang pada akhirnya oleh Dewan Wali Sanga, dia diangkat sebagai salah satu anggotanya untuk menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia. Namanya akrab di telinga Islam Jawa. Dan, nyatanya dialah satu-satunya Wali yang bisa diterima oleh berbagai pihak, baik oleh mutihan atau abangan, santri atau awam.

Banyak buku mengungkapkan kisah Sunan Kalijaga. Sebatas kisah hidupnya belaka. Buku yang ada di hadapan Anda ini tidak bertutur kata tentang kisah Sunan Kalijaga. Meski kisahnya banyak diketahui orang, tapi tak banyak orang yang tahu tentang ajaran yang dibawanya. Nah, yang dikemukakan dalam tulisan ini adalah kupasan tentang ajaran dan kearifannya. Anda akan tahu bahwa banyak praktik-praktik agama Islam di Nusantara, khususnya di Jawa, berasal dari Sunan Kalijaga.

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga : Ada sebuah doa bahasa Jawa yang masih diamalkan oleh orang-orang Islam di Nusantara. Khasiat doa ini untuk menolak bala. Menyingkirkan penyakit. Mengusir hama dan penyakit tanaman. Membebaskan diri dari jeratan hutang. Bahkan untuk melindungi diri dalam pertempuran. Itulah doa "Rumeksa ing Wengi". Sebuah doa yang disusun oleh Sunan Kalijaga. Sunan pun melakukan dakwah dengan pendekatan budaya. Mungkin Anda pernah mendengar Gerebeg Mulud dan Sekaten. Itulah cara-cara Sunan Kalijaga untuk mengajak orang lain masuk agama Islam.

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga : Dalam Islam "wasilah" merupakan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara yang ditempuh seseorang untuk sampai kepada-Nya. Namun, bentuk wasilah itu diperdebatkan kebenarannya oleh para ulama. Sunan tak hendak berdebat masalah teologi. Tapi dia memberikan contoh wasilah ala Jawa. Yang jika dipelajari ternyata menyentuh hakikat keislaman. Sekaligus menanamkan rasa cinta terhadap para nabi, sahabat dan keluarga Rasul. Sunah Rasul pun tidak sesempit sebagaimana yang kita kenal selama ini. Bahkan diwujudkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari secara nyata, misalnya penggunaan baju takwa.

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga : Diri manusia juga dikupas dengan sisi pandang yang berbeda. Mungkin Anda pernah dengar "Sedulur papat kalima pancer", saudara empat yang pusatnya adalah Diri manusia. Itulah ajaran makrifat Islam. Di situ keimanan dalam Islam bukan semata-mata dipandang sebagai kepercayaan, tapi oleh Sunan diamalkan untuk membangkitkan Sang Pribadi. Agar dapat kembali dengan sempurna ke Hadirat-Nya.

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga : Syariat, tarekat, dan hakikat dirajut menjadi satu. Dirajut menjadi makrifat dalam bentuk mistik Jawa. Sehingga agama tidak sekadar menjadi formalitas kehidupan. Tapi menjadi bagian kehidupan itu sendiri. Mistik dan makrifat yang umumnya dipandang sebagai klenik [dalam pengertian negatif], oleh Sunan diolah menjadi ajaran yang bermakna bagi kehidupan. Selamatan pun tak ketinggalan. Jika selama ini selamatan hanyalah tradisi yang tidak diketahui maksudnya, maka dalam buku ini makna dari selamatan sehari hingga seribu hari itu disajikan dengan bahasa yang sederhana. Karena hakikat kebenaran itu satu. Maka, dengan satu ikatan yang benar, yang juga disebut tauhid, itulah seseorang menghadap ke Hadirat Tuhannya.

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga : Yang terakhir mengenai reinkarnasi atau dilahirkan kembali. Banyak yang salah paham tentang ajaran ini. Dikiranya ajaran menitis atau dilahirkan kembali itu pengaruh dari ajaran Hindu atau Buddha. Itulah hikmah Islam yang diambil oleh Sunan. Hikmah yang ditemukan di Jawa. Sebagaimana pesan Rasul, hikmah adalah barang orang mukmin yang hilang, maka ambillah di manapun hikmah itu ditemukan! Memang benar, ajaran reinkarnasi itu ada di Hindu dan Buddha. Tapi, sebelum kedua agama itu masuk Jawa, hikmah tentang reinkarnasi itu sudah ada di ajaran Jawa. Oleh Sunan Kalijaga ajaran reinkarnasi ini dipadukan dengan konsep kebangkitan dari Islam.
 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons