Sabtu, Desember 15

Taare Zameen Par; Setiap Anak Istimewa




Judul : Taare Zameen Par
Tanggal Rilis : 21 December 2007 (Canada)
Jenis Film : Drama
Produser dan Sutradara : Aamir Khan
Pemain : Darsheel Safary, Aamir Khan and Tanay Chheda

Review :

Ini dia salah satu film karya negeri India. Taare Zameen Par [2007] merupakan film yang cocok untuk ditonton untuk anak-anak dan keluarga karena film ini mengajarkan moral yang baik. Untuk versi luarnya judul film ini adalah Like Stars on Earth. Seperti halnya film yang fenomenal kemarin, 3 Idiots, film ini juga menceritakan mengenai pendidikan. Bercerita mengenai nilai nilai pendidikan yang ada. Yang pasti film ini rekomendasi untuk ditonton.
Film Taare Zameen Par bercerita tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang idiots, yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi susah menangkap perintah dan kata-kata orang lain dan setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari. Sekolah yang dirasakan terasa sangat sulit. susah untuk mengerjakan pelajaran.
Orang tuanya selalu menekan dia untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal yang lainnya. Ketika dia salah orang tua selalu memarahinya. Orang tuanya tidak tahu kondisi yang terjadi kepadanya. Selama sekolah Ishaan juga menjadi bahan ejekan temen-temenya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya karena dia mempunyai kekurangan tersebut. Mengetahui kondisi tersebut orang tuanya malah mendaftarkan anaknya untuk mengikuti program asrama.
Di Asrama, datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernaman Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru. tidak seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit penderitaan anak diseleksia.
Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.
Film ini disutradarai langsung oleh Aamir Khan. Pesan moral yang disampaikan dari film ini adalah selama proses pendidikan dan kehidupan, biarkan menjadi diri sendiri. Jangan menjadikan kesuksesan dan posisi dalam masyarakat menjadi patokan. Biarkan berkarya sesuai dengan dirinya sendiri karena bakat dan kemampuan seseorang itu berbeda-beda. Selain itu, orang tua harus tahu kondisi perkembangan anaknya. Jangan terlalu memaksakan kepada anaknya.


Nonton dan Download dari Yuotube:

Rabu, Desember 12

Sang Pencerah; Sebuah Biografi KH. Achmad Dahlan



Judul : Sang Pencerah (2010)
Sutradara : Hanung Bramantyo 
Produser : Raam Punjabi 
Penulis :  Hanung Bramantyo  
Pemain : Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro, Ikranegara, Yati Surachman, Zaskia Adya Mecca, Ihsan Tarore, Joshua Suherman, Giring Ganesha, Dennis Adhiswara, Ricky Perdana, Sudjiwo Tedjo, Abdurrahman Arif, Alex Komang, Mario Irwinsyah, Sitok Srengenge 
Musik : Tya Subiakto 
Distributor : Multivision Plus 

 Review:
Sang Pencerah sendiri memulai perjalanan kisahnya dengan menilik kelahiran seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Darwis di dalam sebuah keluarga Jawa yang memiliki latar belakang lingkungan beragama Islam yang sangat kuat. Dalam pertumbuhannya, Darwis remaja (Ihsan Tarore) sering merasa aneh dengan kebiasaan lingkungannya yang seringkali mencampuradukkan kegiatan agama dengan berbagai kegiatan yang berbau mistis. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Darwis untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Di usianya yang ke-15, Darwis, dengan seizin orangtuanya, pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus mempelajari Islam langsung di tempat kelahiran agama tersebut.
Lima tahun berselang, Darwis dewasa (Lukman Sardi) kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta. Sesuai dengan kebiasaan mereka yang baru kembali dari Mekkah saat itu, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Kondisi lingkungannya sendiri, yang saat itu berada di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda, masih sama dengan ketika ia meninggalkan Yogyakarta. Banyak ajaran Islam yang dalam pelaksanaannya semakin melenceng dari apa yang telah disuratkan dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Tak tinggal diam, Ahmad Dahlan mulai secara perlahan menyadarkan masyarakat sekitar mengenai kesalahan yang telah mereka lakukan.
Tentu saja, merubah sesuatu hal yang telah menjadi semacam adat di dalam sebuah kelompok bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Ahmad Dahlan sendiri sempat mendapatkan kecaman dari seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), bahkan sering dituding sebagai seorang kyai yang sesat. Namun atas dukungan penuh istrinya, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca), keluarga, dan beberapa orang murid setianya, Ahmad Dahlan terus berusaha menegakkan akidah, termasuk dengan bekerjasama dengan organisasi modern yang banyak dinilai merupakan kelompok kafir oleh lingkungannya.
Sang Pencerah, yang direncanakan sebagai sebuah kisah awal dari dwilogi mengenai kehidupan Ahmad Dahlan, benar-benar menjadi pembuktian Hanung terhadap segelintir orang yang masih menyangsikan kemampuan sebagai seorang sutradara. Tidak hanya sebagai pembuktian, di dalam 120 menit masa durasi tayangnya, sangat terasa bahwa film ini benar-benar diperlakukan secara istimewa dengan tingkat ketelitian dan kerapian produksi yang sangat tinggi. Hasilnya, sangatlah mudah untuk menyatakan bahwa Sang Pencerah merupakan karya sineas Indonesia terbaik yang pernah dirilis di layar lebar sepanjang tahun ini.
Lihat bagaimana Hanung menceritakan kisah kehidupan Ahmad Dahlan. Ia menyajikannya dengan cara yang ringan, walaupun berisi banyak pesan-pesan yang sebenarnya jika diamati lebih dekat, berisi banyak tema yang akan dianggap berat oleh para penontonnya. Cara ini terbukti efektif ketika Sang Pencerah hadir lancar mengalirkan kisahnya ke hadapan para penonton dan membuat mereka seperti sedang mendengarkan dengan seksama sebuah cerita yang diceritakan secara apik. Tidak hanya melulu soal biopik kehidupan Ahmad Dahlan, Sang Pencerah juga berhasil memadukan kisah drama romantis sekaligus komedi di dalam penceritaannya yang membuat jalan cerita film ini semakin mudah untuk diresapi.
Pemilihan jajaran pemeran yang tepat juga menjadi keunggulan yang sangat strategis untuk film ini. Melihat apa yang ditampilkan Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan mungkin membuat banyak orang kesulitan untuk membayangkan tokoh besar ini diperankan oleh aktor muda lainnya. Sebagai Dahlan, Lukman bermain sangat alami. Kharismanya sebagai seorang aktor muda berbakat terlihat menyatu erat dengan karakter yang ia mainkan. Tidak mengherankan bila nama Lukman Sardi akan banyak disebut-sebut dalam berbagai ajang penghargaan film Indonesia dalam beberapa waktu mendatang.
Selain Lukman, jajaran pemeran lainnya tidak kalah dalam memberikan kontribusi mereka dalam menghidupkan nyawa Sang Pencerah. Sekali lagi, setelah Perempuan Berkalung Sorban, Hanung berhasil mendapatkan nama-nama bertalenta kelas tinggi untuk mengisi filmnya. Lihat bagaimana Hanung berhasil mengarahkan banyak bintang muda seperti Ihsan Tarore, Joshua Suherman, Giring, Dennis Adhiswara, Ricky Perdana dan Zaskia Adya Mecca untuk bermain dan menyatu erat dengan kemampuan akting para seniornya seperti Yati Surachman, Ikranegara, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro hingga Sudjiwo Tewo. Benar-benar barisan pemeran impian yang terbukti sangat dapat diandalkan!
Kuat dari unsur filmis, Sang Pencerah juga tidak kedodoran dari sisi teknis. Film ini benar-benar diperlakukan sangat istimewa dari sisi sinematografi maupun pencapaian editingnya. Hasilnya, gambar-gambar yang disajikan di sepanjang film terlihat nyata dan sangat indah. Ini semakin diperkuat dengan tata musik yang dihasilkan oleh Tya Subiakto. Pada beberapa titik, tata musik yang diberikan oleh Tia bahkan berhasil mengisi atau menambah tingakat emosional dari cerita film yang dihadirkan. Juga merupakan salah satu tata musik terbaik dari film Indonesia yang dirilis di sepanjang tahun ini.
Terlepas dari pesan-pesan moral yang ingin disampaikan film ini, mengenai banyaknya pemanfaatan nama agama untuk kepentingan yang salah serta rasa fanatisme yang kadang membutakan beberapa kelompok — yang ironisnya terasa sangat sesuai dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini — Sang Pencerah adalah sebuah karya yang tidak dapat disanggah merupakan sebuah hasil yang sangat jarang dilihat dapat dicapai oleh sineas Indonesia. Digarap dengan sangat rapi dan didukung dengan tingkat teknikal yang sangat memuaskan, Sang Pencerah adalah film Indonesia kedua di tahun ini setelah Minggu Pagi di Victoria Park yang membuktikan bahwa sineas Indonesia masih mampu memberikan sesuatu yang lebih kepada para penontonnya. Pencapaian yang sangat luar biasa!



Nonton dan Download Sang Pencerah dari Youtube:

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons