Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama. Dengan mengambil setting Aceh ketika dan pasca Tsunami, film ini memberikan banyak pelajaran bagi kita tentang nilai-nilai kemanusiaan, betapa nilai kemanusiaan ada di mana saja, tanpa mengenal perbedaan bahasa, agama, maupun sekat-sekat lainnya. Betapa Tsunami Aceh telah menyatukan yang terserah, telah membangkitkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini seakan mulai menghilang dari peradaban manusia.
Selain itu, sebagaimana novelnya, film ini juga memberi gambaran kuat akan nilai keikhlasan, bagaimana ikhlas mesti dijalankan, bagaimana ikhlas mesti dipraktekkan. Film ini berkisah tentang Delisa, seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang sedang mencoba menghafal bacaan shalatnya.
Pada awalnya, Delisa sangat bersemangat untuk menghafalkan bacaan shalat karena mengharap kalung sebagai hadiah hafalan shalat dari sang ibu (Umi). Tanggal 26 Desember--saat terjadi Tsunami--adalah saat Delisa harus menghafal bacaan shalat di depan kelas. Ketika Delisa mulai menghafal bacaan shalatnya, saat itulah Tsunami terjadi dan menghantam Aceh, termasuk juga sekolah tempat Delisa menghafal bacaan shalatnya. Delisa ikut hanyut dalam pusaran air, kemudian ditolong oleh relawan, dan seterusnya.
Setelah bertemu kembali dengan ayahnya (Abi), Delisa yang kakinya sudah diamputasi kembali mencoba menghafal bacaan shalatnya, namun Delisa tetap saja sulit melakukannya, sampai kemudian ia tak lagi menginginkan kalung sebagai hadiah hafalan shalatnya, ia hanya ingin menghafal bacaan shalat agar ia dapat shalat dengan sempurna. Dan tiba-tiba bacaan shalat mengalir lancar dari mulutnya. Di akhir kisah, Delisa menemukan kalung hadiah hafalan shalatnya masih dipegang ibunya yang sudah meninggal dunia.
Film ini bagus untuk ditonton oleh seluruh keluarga, sekaligus mungkin merupakan salah satu cara yang bagus untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan juga keikhlasan bukan saja kepada anak, namun juga kepada orang-orang dewasa.
Hafalan Shalat Delisa Part 1
Hafalan Shalat Delisa Part 2
0 komentar:
Posting Komentar