Rabu, September 26

The Iron Lady; Sebuah Biografi Margaret Thatcher

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguFBLqnc0tWsMXiCsfAqeyUPyAOnKiOrw4dArGRzNsIwEo1s_x0zEaC1zHfUa8WtRHPaE6TUEIJGz9IR6dWSoO0U_dLt8RyQRwmArJWbCFpqVuaUAy_7U2ZAlZN5k7DJeMFILIvJ74bmDR/s1600/The-Iron-Lady-poster-001.jpg

Directed by Phyllida Lloyd Produced by Damian Jones Written by Abi Morgan Starring Meryl Streep, Jim Broadbent, Anthony Head, Richard E Grant, Alexandra Roach, Harry Lloyd, Olivia Colman, Nicholas Farrell, Paul Bentley, Robin Kermode, John Sessions, Roger Allam, Michael Pennington, Angus Wright, Julian Wadham, Reginald Green, Teresa Mahoney, Mary Robinson, Nick Shaw Music by Thomas Newman Cinematography Elliot Davis Editing by Justine Wright Studio Film4/UK Film Council/Canal+/CinéCinéma/Goldcrest Film Production LLC/DJ Films/Pathé Running time 105 minutes Country United Kingdom, France Language English

Review:
The Iron Lady adalah sebuah film biopik yang mengisahkan mengenai perjalanan hidup Margaret Thatcher, salah satu tokoh politik wanita paling berpengaruh di dunia yang berhasil mencatatkan sejarah sebagai wanita pertama yang menduduki kursi Perdana Menteri di Inggris dan kemudian menjabat posisi tersebut selama lebih dari satu dekade. Jelas, dalam masa kepemimpinan yang panjang tersebut, Inggris telah melalui begitu banyak gejolak maupun intrik politik, ekonomi dan sosial dalam tatanan pemerintahan dan masyarakatnya. Pun begitu, The Iron Lady, yang diarahkan oleh Phyllida Lloyd (Mamma Mia!, 2008) dengan naskah yang dituliskan oleh Abi Morgan (Shame, 2011), sama sekali tidak memiliki kedalaman apapun dalam penceritaannya yang mampu membuat kehidupan Thatcher – yang dipenuhi banyak drama baik dalam kehidupan politik maupun pribadinya – terlihat menarik untuk disaksikan dalam sebuah film yang berdurasi sepanjang 105 menit.
 


Benar, Meryl Streep – sang diva legendaris Hollywood yang hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam penampilan aktingnya – memerankan karakter Thatcher. Dan benar, Streep, dengan bantuan tata rias yang benar-benar kompleks dan membuat tampilan Streep benar-benar menyerupai Thatcher, sekali lagi membuktikan bahwa ia dapat memerankan karakter apa saja yang ia inginkan, lengkap dengan gestur tubuh yang meyakinkan serta tampilan emosi yang begitu kuat. Dalam The Iron Lady, penampilan luar biasa Streep sebagai Thatcher adalah satu-satunya hal yang mampu menghindarkan film tersebut dari penilaian sebagai sebuah film yang datar dan cenderung gagal. Selain Streep, The Iron Lady nyaris tampil layaknya sebuah film biopik standar yang gagal untuk memberikan kehidupan dan ketertarikan pada jalan ceritanya.
Dengan menggunakan alur cerita maju mundur, The Iron Lady mengisahkan bagaimana seorang Margaret Thatcher (Meryl Streep) memulai perjalanan karirnya di dunia politik, semenjak ia muda (Alexandra Roach) dan menapakkan kakinya di dunia politik hingga akhirnya ketika ia memutuskan untuk mengajukan dirinya sebagai ketua Partai Konservatif Inggris sekaligus menjadi Perdana Menteri Inggris. Berkat jalan pemikirannya yang tegas, Thatcher kemudian berhasil mendapatkan banyak dukungan dan akhirnya terpilih sebagai wanita pertama yang menduduki kursi pemerintahan tertinggi di negara Inggris tersebut. Thatcher bahkan mampu melanjutkan kekuasaannya selama lebih dari satu dekade.
Dalam kepemimpinan Thatcher, Inggris melalui begitu banyak kemajuan, baik di bidang ekonomi, sosial dan politik. Namun, kepemimpinan Thatcher juga dilalui dengan begitu banyak keputusan-keputusan kontroversial yang akhirnya membuat figur Thatcher semakin banyak kurang dipandang baik oleh para koleganya di Partai Konservatif. Thatcher akhirnya ‘digulingkan’ oleh rekan-rekan separtainya pada tahun 1990. Selepas dari jabatannya tersebut, Thatcher lebih banyak mengasingkan dirinya. Seiring dengan waktu, Thatcher tumbuh menjadi sosok penderita penyakit dementia yang sulit untuk membedakan masa lalu dengan masa sekarang… termasuk sering mengira bahwa sang suami, Denis Thatcher (Jim Broadbent) yang telah lama meninggal dunia, masih sering berada di sisinya.
Walaupun penonton tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai sosok seorang Margaret Thatcher, mungkin setiap orang akan dapat merasakan bahwa sosok seorang pemimpin yang menduduki jabatannya selama lebih dari satu dekade adalah sesosok pimpinan yang jelas memberikan pengaruh yang mendalam pada orang-orang yang ia pimpin. Kepemimpinan Thatcher, seperti yang digambarkan dalam film ini, melalui begitu banyak kejadian bersejarah. Sayangnya, The Iron Lady gagal untuk menangkap berbagai esensi penting dari kejadian-kejadian yang dialami seorang Margaret Thatcher untuk kemudian menuangkannya dalam sebuah jalan cerita yang mampu menarik perhatian penontonnya.
Layaknya karakter seorang Margaret Thacher yang menderita dementia, naskah cerita karya Abi Morgan terlihat kebingungan untuk mengarahkan fokus cerita apa yang ingin ia hadirkan kepada penonton dari sisi kehidupan Margaret Thatcher. Apakah dari latar belakangnya sebagai anak seorang pemilik toko sukses di sebuah kota kecil? Kehidupannya sebagai seorang wanita dengan jalan pemikiran yang lebih maju dari kebanyakan karakter pria yang berada di sekitarnya? Bagaimana Thatcher memegang dan mengendalikan kursi Perdana Menteri yang ia duduki? Atau kisahn kehidupan Thatcher pasca melepaskan kursi kekuasaannya tersebut. Morgan mencoba untuk menggabungkan seluruh elemen cerita tersebut. Sayangnya, Morgan tidak memiliki kemampuan yang kuat untuk memberikan setiap elemen cerita sebuah tambahan sisi cerita yang menarik dan mampu membuat rangkaian-rangkakaian kisah tersebut menjadi cukup berarti untuk disimak.
Pengarahan Phyllida Lloyd juga terasa begitu datar. Lloyd gagal untuk menjaga intensitas alur cerita yang ia hadirkan. Hasilnya, kisah kehidupan karakter Thatcher yang sebenarnya dipenuhi dengan begitu banyak intrik, menjadi hadir tak lebih dari sekedar kilasan-kilasan kisah belaka. Tak mampu untuk digali dengan sempurna. Lloyd juga gagal untuk mengeksplorasi kemampuan akting para pengisi departemen aktingnya. Selain Streep, hampir tidak ada jajaran pemeran The Iron Lady yang mampu memberikan penampilan apik mereka akibat kurangnya pendalaman karakter yang diberikan. Ini begitu terasa pada karakter yang diperankan oleh Jim Broadbent, yang sebenarnya memerankan sesosok karakter yang cukup krusial, namun tersia-siakan akibat ketiadaan pendalaman karakter yang layak.
Penampilan Meryl Streep dalam The Iron Lady jelas merupakan sebuah penampilan yang sangat spektakuler. Salah satu penampilan terbaik dari seorang aktor maupun aktris di sepanjang tahun lalu. Sayangnya, penampilan apik Streep tersebut adalah satu-satunya yang mampu membuat The Iron Lady untuk tidak dipandang sebelah mata. Pengarahan Phyllida Lloyd begitu datar atas naskah cerita yang juga tidak begitu istimewa dari Abi Morgan. Akibatnya, penonton jelas akan merasa terkesima melihat bagaimana Streep mampu membawakan karakter Margaret Thatcher dengan sempurna, namun tidak akan dapat menyingkirkan fakta bahwa mereka juga merasa kisah cerita yang dihadirkan pada mereka tampil begitu datar dan jauh dari kesan emosional.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons