Judul : Habibie & Ainun
Produksi : MD Pictures
Tahun : 2012
Pemain : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Ratna Riantiarno, Hengky Sulaiman, Bayu Oktora
Sutradara: Faozan Rizal
Review:
Film yang dibintangi Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari itu
menceritakan mengenai perjalanan hidup Pak Habibie dan juga kisah
cintanya dengan Ibu Ainun.
Setting awal dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka
memang bersekolah ditempat yang sama dan gurunya kala itu sempat
bergurau dengan mengatakan kalau sebernarnya mereka berjodoh tapi
Habibie menyangkalnya, ia malah mengatakan kalau Ainun itu hitam, jelek,
gendut, seperti gula jawa.
Tahun demi tahun pun berlalu, Habibie yang berkuliah di Jerman terpaksa
harus pulang ke Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya.
Tapi dari situlah cerita cinta Habibie&Ainun berlanjut. Habibie
akhirnya dipertemukan kembali dengan Ainun lewat kue yang harus
diantarkannya ke rumah Ainun.
Ainun yang telah berubah menjadi gadis muda nan cantik pun, membuat
Habibie jatuh hati. Karena kecantikannya banyak pria yang menaruh hati
padanya. Dan kebanyakan pria yang menyukainya adalah pria yang
berpangkat dan kaya, tapi Habibie sama sekali tidak minder. Dengan
santainya ia datang ke rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan
para ‘pesaingnya’ itu kebanyakan bermobil.
Hebatnya, Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih
Habibie dan hidup bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke
Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa
kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak bangsa
seperti janji yang pernah diucapkan olehnya ketika sakit.
‘Dinegeri orang dipuji, dinegeri sendiri dicaci.’ Mungkin itu kalimat
tepat yang menggambarkan kondisi Habibie saat itu. Habibie yang
dihormati di Jerman, ternyata tidak dihormati dinegerinya sendiri. Mimpi
Habibie untuk bisa membangun tanah air tempat ia dilahirkan, mengalami
hambatan. Dengan terpaksa ia menerima semua itu dengan lapang dada dan
bekerja di Industri Kereta Api di Jerman.
Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan
mimpinya. Ia di beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang
dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia
diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya
menjadi presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin
mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi
sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya
sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya.
Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu
berikutnya, ia pun kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka
hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak
bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4,
memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi
berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan
menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
Kurang lebih itulah sedikit ulasan mengenai film Habibie&Ainun. Film
yang membuat presiden Susilo Bambang Yudhoyono menitikkan air mata ini,
memang sukses pula membuatkan tak berhenti menangis walaupun film sudah
berakhir.
Ada banyak sekali adegan yang membuatku terharu, diantaranya adalah
ketika Habibie sama sekali tidak memiliki uang untuk pulang kerumahnya,
dan harus berjalan ditengah badai salju dengan sepatu yang bolong sampai
harus ditambal dengan kertas agar ia bisa berjalan kembali. Ainun yang
melihat kaki Habibie yang terluka ketika sampai rumah, tak tega dan
meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar bisa membantu
biaya Habibie selama di Jerman.
Selain itu ada adegan dimana ketika Ainun yang sedang sakit parah tapi
sempat menuliskan daftar obat yang harus diminum oleh Habibie, karena
selama ini dialah yang menyiapkan obat untuknya. Dan masih banyak
adegan-adegan haru yang lainnya yang terlalu panjang jika ditulis
disini.
Setelah menonton film ini, aku kembali teringat dengan artikel yang
pernah aku baca ketika Habibie berkunjung kantor Manajemen Garuda
Indonesia, Januari lalu, yang tentunya tidak diceritakan di film ini.
Ternyata setelah 2 minggu ditinggalkan Ibu Ainun, suatu hari ia memakai
piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir memanggil.
“Ainun..Ainun…”, ia mencari Ibu Ainun disetiap sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangannya sepeninggalan Ibu Ainun,
berpendapat. “Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini,
kita para dokter harus tolong Habibie.”
Lalu berkumpullan dokter dari Jerman dan Indonesia, dan memberi Habibie 3 pilihan.
1. Opsi pertama, Ia harus dirawat dirumah sakit, diberi obat khusus
sampai ia dapat mandiri meneruskan hidupnya. Artinya Habibie gila dan
harus dirawat di rumah sakit.
2. Opsi kedua, Para dokter akan mengunjunginya dirumah dan harus
berkonsultasi terus menerus dengan mereka dan ia harus mengkonsumsi obat
khusus. Sama saja, artinya ia sudah gila dan harus diawasi terus
menerus.
3. Opsi ketiga, Ia disuruh menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah ia bercerita dengan Ainun, seolah Ainun masih hidup.
Dan Habibie memilih opsi ketiga.
Ketika aku membaca artikel itu ditambah dengan menonton film yang
diangkat dari novel dengan judul yang sama. Rasa kagum, haru dan iri
langsung muncul dibenakku. Kagum dan haru atas ketulusan cinta yang
diperlihatkan Pak Habibie kepada Ibu Ainun. Tapi juga iri, karena
sebagai perempuan aku pun berharap bisa mendapatkan pria seperti Pak
Habibie, yang mencintaiku dengan tulus dan murni.
Ibu Ainun sendiri juga merupakan perempuan hebat. Dia menepati janjinya
untuk selalu mendampingi Pak Habibie sampai akhir hidupnya, dikala susah
maupun senang. Bahkan didetik-detik terakhir menjelang kepergiannya, ia
tetap memikirkan Pak Habibie.
Dan ini pesanku untuk ‘Habibieku’ yang sampai sekarang belum terlihat
siapa orangnya. Aku akan terlebih dahulu menjadi ‘Ainun’ yang pantas
mendampingimu sebelum kita bertemu.. :)
Eits, jadi ngelantur nih. Hehehe.. Maaf yah.. :D
Eits, jadi ngelantur nih. Hehehe.. Maaf yah.. :D
Overall, film ini memang layak dan very recommended untuk ditonton. Ada
banyak pesan dan pelajaran yang dapat kita ambil. Nah, daripada kalian
penasaran mending kalian cepat-cepat pergi ke bioskop dan segera
menonton film yang baru saja diluncurkan pada tanggal 20 Desember ini.
Engga akan rugi deh!!
“Saya tidak bisa, saya tidak bisa berjanji akan menjadi istri yang
sempuran untukmu. tapi saya akan selalu mendampingimu, saya janji itu.”-Ainun, ketika dilamar oleh Habibie.
“Setiap ujung terowongan pasti ada cahaya, dan saya janji akan membawamu ke cahaya itu.”-Habibie, ketika Ainun memintanya untuk dipulangkan ke Indonesia.
“Mana bisa kamu memimpin 200 juta rakyat Indonesia, jika memimpin tubuhmu sendiri saja tidak bisa!”-Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1 jam setiap harinya.
“Setiap ujung terowongan pasti ada cahaya, dan saya janji akan membawamu ke cahaya itu.”-Habibie, ketika Ainun memintanya untuk dipulangkan ke Indonesia.
“Mana bisa kamu memimpin 200 juta rakyat Indonesia, jika memimpin tubuhmu sendiri saja tidak bisa!”-Ainun, ketika melihat Habibie hanya tidur 1 jam setiap harinya.
0 komentar:
Posting Komentar