Mei Rose:
Aku telah merampas sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Dan sangat wajar jika perempuan ini datang dengan segunung lahar api. Hm… koreksi. Aku tidak merampas apa pun, aku hanya memaksanya berbagi.
Aku telah merampas sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Dan sangat wajar jika perempuan ini datang dengan segunung lahar api. Hm… koreksi. Aku tidak merampas apa pun, aku hanya memaksanya berbagi.
Arini:
Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setiap ada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?
Dongeng yang retak-regak.
Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setiap ada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?
Dongeng yang retak-regak.
Peristiwa tragis dan e-mail aneh dari gadis bernama Bulan.
Sementara seseorang berjuang melawan Tuhan, waktu dengan sabar menyusun keping-keping puzzle kehidupan yang terserak, lewat skenario yang menakjubkan.
Sementara seseorang berjuang melawan Tuhan, waktu dengan sabar menyusun keping-keping puzzle kehidupan yang terserak, lewat skenario yang menakjubkan.
Para penulis perempuan seperti gumpalan burung yang jatuh dari udara,
menyerbu kehidupan sastra Indonesia, memasuki milenium ketiga.
Masing-masing dengan dunianya. Ada yang cerdas, radikal, bebas, bahkan
lebih gila dari lelaki. Tetapi ada yang gaul, melankolis, puitis,
komunikatif, santun, namun sesungguhnya memberontak.
Arini berhenti berlari. Tak lagi berusaha menghindar dari luka, papar
Nadia mengakhiri kisahnya. Sebuah suara lirih yang menggelegar karena
menunjukkan tekad yang menjadi wajah lain dari langkah perempuan
Indonesia masa kini.
(Putu Wijaya, seniman)
Sumber: ibukgratis blog
0 komentar:
Posting Komentar