Rabu, Juli 11

Kisah Para Peminang Bidadari

 
Sesungguhnya akhir hidup yang paling indah adalah mati dengan menyandang syahdadah Allah. Mati berkalang tanah bersimbah darah dalam medan perang karena memuliakan Allah dan Rosul-Nya. Dien dan orang-orang yang beriman. Dan kematian yang paling jelek adalah kematian di atas pembaringan karena tidak berjihad sebagaimana layaknya kematian seekor unta di dalam kandangnya. Singa-singa itu telah keluar dari kandangnya berjalan menuju medan perang menerkam mamgsanya. 

Para peminang bidadari ini telah terbang menuju mejan jihad menerjang badai menahan arus memerangi orang-orang kafir demi mendapat syahadah. Biarlah badan berlumur darah, berkalang tanah, atau badan hancur luluh lantah tulang belulangnya karena berperang menyambut seuran dari Rob-Nya Yang Maha Perkasa. Buku ini menyajikan kisah-kisah para syuhada peminang bidadari yang telah mendahului kita mendapt rahmat-Nya terbang di Jannah di dalam rongga burung hijau, telah merasakan nikmatnya Jannha dan telah bermesraan dengan kekasihnya Lu’bah dan “amul Mardhiyah.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons