Judul : Di Bawah Lentera Merah
Penulis : Soe Hok Gie
Terbit : 1999
Bahasa : Indonesia
File Type : PDF
Review :
Di Bawah Lentera Merah adalah buku karangan Soe Hok Gie
(yang merupakan skripsi sarjana mudanya) yang menarasikan satu periode
krusial dalam sejarah Indonesia yaitu ketika benih-benih gagasan
kebangsaan mulai disemaikan, antara lain lewat upaya berorganisasi.
Melalui sumber data berupa kliping-kliping koran antara tahun
1917-1920-an dan wawancara autentik yang berhasil dilakukan terhadap
tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa, penulisnya mencoba melacak
bagaimana bentuk pergerakan Indonesia, apa gagasan substansialnya, serta
upaya macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam Semarang
pada kurun waktu 1917-an.
Di bawah pimpinan Semaoen, para
pendukung Sarekat Islam berasal dari kalangan kaum buruh dan rakyat
kecil. Pergantian pengurus itu adalah wujud pertama dari perubahan
gerakan Sarekat Islam Semarang dari gerakan kaum menangah menjadi
gerakan kaum buruh dan tani. Saat itu menjadi sangat penting artinya
bagi sejarah modern Indonesia karena menjadi tonggak kelahiran gerakan
kaum Marxis pertama di Indonesia.
Pertimbangan lain mengapa Di Bawah Lentera Merah menjadi penting adalah karena buku Di Bawah Lentera Merah ini memotret bagaimana gagasan transformasi modernisasi berproses dari wacana tradisional ke wacana modern. Lebih khusus lagi Soe Hok Gie,
melalui buku ini, mengajak kita mencermati bagaimana para tokoh
tradisionalis lokal tahun 1917-an mencoba menyikapi perubahan pada abad
ke-20 yang dalam satu dan lain hal, punya andil menjadikan wajah bangsa
Indonesia seperti sekarang ini. Selain itu yang perlu ditekankan bahwa
salah satu sumber buku Di Bawah Lentera Merah ini
merupakan saksi hidup dari pergerakan tersebut yakni Semaun dan Darsono
sendiri. Hal yang menarik dari buku ini diungkapkan oleh Soe Hok Gie
bahwa untuk mengetahui pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada
1926/1927 harus diketahui pula asal mula pergerakannya. Karena tanpa
mengetahui permulaannya seperti membaca koran dari tengah-tengah.
0 komentar:
Posting Komentar