Judul : Dyah Pitaloka (Korban Ambisi Politik Gajah Mada
Pengarang : Hermawan Aksan
Penerbit : Bentang
Cetakan : 1, 2007
Tebal : viii, 326
Novel
ini adalah fiksi yang realistis sekaligus realitas yang fiktif. Kita
diajak untuk menerawang kisah yang sangat dramatis yang terjadi pada era
kejayaan kerajaan Majapahit. Gadjah Mada tidak ingin Kerajaan Sunda
menjadi kerikil dalam Kerajaan Majapahit. Untuk melengkapi
keberhasilannya menyatukan Nusantara, Majapahit harus menaklukkan Sunda.
Bila kekuatan angkatan perang tidak mungkin, cara lainnya adalah
melalui pernikahan. Pernikahan Dyah Pitaloka dengan Raja Majapahit, bagi
Gadjah Mada, bukanlah pernikahan antara seorang raja dengan putri dari
dua kerajaan, melainkan penyerahan upeti sebagai tanda takluk Kerajaan
Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada, melalui Sumpah Palapa, telah
mengukuhkan simbol dirinya sebagai sosok patih yang ambisius. Ambisinya
itu tidak hanya membumihanguskan Kerajaan Sunda, juga dirinya sendiri.
Pahlawan terbesar sepanjang sejarah Majapahit itu, orang yang pertama
kali menyatukan seluruh Nusantara, akhirnya menjadi buronan negerinya
sendiri. Nama besarnya runtuh karena hanya mementingkan ambisi dan
mengabaikan sesuatu yang tak kalah besar: Cinta. Berbahan baku sejarah,
novel ini bercerita tentang nilai sebuah kesetiaan dan pengkhianatan.
0 komentar:
Posting Komentar